
Semarang, 9 Januari 2024 Program Studi D4 Komputer
Akuntansi Universitas Sains dan Teknologi Komputer (Universitas STEKOM) bekerja
sama dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Hayam Wuruk Perbanas
Surabaya, Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Sriwijaya Palembang,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Sebelas Maret Surakarta, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis – Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Indonesia Jakarta, Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Pancasila Jakarta,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mulawarman Kalimantan, Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Medan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas
Negeri Yogyakarta, STIE STEKOM, Perkumpulan Komunitas Industri dan Vokasi
Indonesia (PERKIVI), Perkumpulan Teacherpreneur Indonesia Cerdas (PTIC) dan
https://www.Toploker.com, Sukses dalam
menyelenggarakan Webinar Nasional dengan tema Akuntansi
2024 : Peluang dan Tantangan.
Acara Webinar Nasional Akuntansi 2024 : Peluang dan Tantangan tersebut
diselenggarakan Selasa, 9 Januari 2024 Pukul 13.00 s.d 16.00 WIB yang di laksanakan melalui Zoom Meeting dan You
Tube Universitas Sains dan Teknologi Komputer (Universitas STEKOM) dan di
hadiri oleh mahasiwa dan masyarakat umum.
Webinar Nasional ini Menghadirkan 10 Narasumber, narasumbernya yaitu Dr.
Dra. Nur Suci., MM., CA. (Dosen FEB UHW Perbanas Surabaya), Prof Luk Luk
Fuadah, SE., MBA., Ak., CA. (Dosen FEB Unsri Palembang), Sutaryo, S.E., M.Si.,
Ak.,Ph.D. (Dosen FEB UNS Surakarta), Dr. Kurniawan Ali Fachrudin, S.E., M.Si.,
Ak., CA. (Dosen FEB UAD Yogyakarta), Dr. Dahlifah, SE., M.Si., CSRS., CSRA.
(Dosen STIE Jakarta), Khalida Utami., SE., M.Sc. (Dosen FEB Univ. Pancasila
Jakarta), Dr. Muhammad Ikbal, SE., MSA. CSRA. CIAS. (Dosen FEB Unmul
Kalimantan), Andri Zainal, Ph.D., Ak., CA., CMA., A-CPA. (Dosen FE Unimed
Medan), Dr. Denies Priantinah, SE., M.Si, Ak, CA. (Dosen FEB UNY Yogyakarta),
dan Eka Satria Wibawa, S.Kom., M.Si. (Dosen Universitas STEKOM).
Dalam pemaparan narasumber, Dr. Dra. Nur Suci., MM.,
CA. (Dosen FEB UHW Perbanas Surabaya) menjelaskan tentang Marwah
Akuntansi. Akuntan merupakan suatu profesi yang selalu hadir di setiap lini
bisnis dan profesi ini dapat dikatakan sebagai pencipta kepercayaan masyarakat
dan tetap menjadi profesi yang dicari, namun Dampak Era digitalisasi dan
penggunaan tehnologi yang semakin maju membawa perubahan pada hampir semua
kegiatan manusia, hal ini bagi profesi akuntan merupakan tuntutan untuk menyesuaikan sesuai dengan
perkembangan teknologi, minimal memiliki keterampilan digital dengan melakukan
learn by doing. Begitu juga dengan dunia pendidikan khususnya program studi
akuntansi sudah waktunya beradaptasi dengan mengemas dari sisi pembelajaran
dengan mewujudkan kurikulum berbasis human digital skills.
Muncul pertanyaan, apakah semua peran akuntan akan tergantikan dengan
perkembangan era digitalisasi? Akuntansi bukan sekedar angka, bukan juga
sebagai koki penyusun laporan keuangan. Kemajuan tehnologi informasi membawa
dampak positif di bidang akuntansi dan bagi perusahaan. Pemanfaatan kemajuan
tehnologi dalam pekerjaan ini bersifat repetitive dan kegiatan rutinitas yang terjadi di perusahaan. Pada sisi ini
peran atau beberapa pekerjaan akuntansi tergantikan. Aktivitas dasar seorang
akuntan yaitu melakukan pencatatan (pengakuan dan pengukuran), pengolahan dan
memilah berbagai jenis transaksi, penyajian dan pengungkapan, sebagaimana yang
ada pada siklus akuntansi, dapat dikerjakan dengan menggunakan tehnologi
informasi.
Bagaimana dengan dengan transaksi yang insidensil yang membutuhkan suatu
kebijakan tersendiri. Sebagai contoh di satu perusahaan pada saat mengeluarkan
biaya berkaitan dengan pemeliharaan dan perawatan gedung yang ditempati
perusahaan, sebesar Rp.200.000.000,-. Bagian akuntansi mencatatnya sebagai
beban pemeliharaan gedung ataukah dikapitalisasi dengan nilai gedung, mana
perlakuan akuntansi seperti ini yang sesuai. Dalam menganalisis transaksi ini
dibutuhkan kebijakan perusahaan dan peran akuntan untuk mengalisis sesuai
dengan aturan yang berlaku, karena analisis tidak dapat dikerjakan oleh
tehnologi.
Ke depan ? Akuntan harus beradaptasi dengan kemajuan tehnologi,
betransformasi, meskipun ada sebagian pekerjaan tergantikan oleh tehnologi,
namum harapan dan peluang bagi akuntan masih banyak. Peran akuntan sebagai
penanggung jawab atas laporan keuangan yang disajikan dan hasil analisis akan
digunakan oleh pimpinan untuk pengambilan keputusan. Peran Auditor ekstern
bertanggung jawab dalam memeriksa laporan keuangan dan memberikan opini, dimana
untuk dapat menjadi Akuntan Publik harus memenuhi berbagai persyaratan. Akuntan
yang berprofesi di bidang sector public, dimana kinerjanya tidak untuk
menentukan Laba dan Rugi tetapi bagaimana dengan realisasi dari anggaran. Akuntan
di bidang perpajakan, yang harus selalu mengikuti perkembangan peraturan
perpajakan yang terbaru. Akuntan yang berprofesi di akuntansi syariah yang
selain punya pedoman Standar Akuntansi Keuangan Syariah juga harus tahu aturan
Fatwa MUI dan berpedoman teerhadap hadist dan Al Qur’an. Penjelasan lebih
lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/_-F9-7jLLIo?si=Sjff6C0B2fUHJDyO
Dalam pemaparan narasumber, Prof Luk Luk Fuadah, SE., MBA., Ak., CA. (Dosen
FEB Unsri Palembang) menjelaskan tentang Peluang & Tantangan Akuntan. Sebagai
seorang akuntan, terdapat berbagai peluang dan tantangan dalam profesi ini.
Berikut adalah beberapa di antaranya:
Peluang:
1. Permintaan Tinggi: Perusahaan dan individu membutuhkan layanan akuntansi untuk memahami dan
mengelola keuangan mereka. Permintaan akan akuntan tetap tinggi.
2. Globalisasi: Perkembangan
globalisasi meningkatkan kompleksitas bisnis internasional, yang meningkatkan
permintaan untuk akuntan yang memahami peraturan dan praktik bisnis di berbagai
negara.
3. Teknologi: Perkembangan
teknologi, terutama dalam bidang analitika data dan kecerdasan buatan, membuka
peluang baru untuk meningkatkan efisiensi dan ketepatan dalam pekerjaan
akuntansi.
4. Spesialisasi: Ada berbagai bidang spesialisasi dalam akuntansi, seperti akuntansi
forensik, pajak, audit, manajemen keuangan, dan lainnya, memberikan peluang
untuk mengembangkan keahlian khusus.
5. Pengembangan Karir: Seorang akuntan dapat berkembang menjadi peran
manajemen atau bahkan menjadi seorang direktur keuangan atau eksekutif senior
di perusahaan.
Tantangan
1. Perubahan Regulasi: Lingkungan peraturan keuangan terus berubah. Akuntan harus tetap memahami
dan mematuhi peraturan terbaru untuk memastikan kepatuhan dan integritas
laporan keuangan.
2. Kompleksitas Pajak: Hukum pajak yang kompleks dan sering berubah bisa menjadi tantangan,
terutama saat menyusun laporan pajak dan memberikan saran kepada klien.
3. Teknologi: Meskipun
teknologi memberikan peluang, adaptasi terhadap perubahan tersebut juga
merupakan tantangan. Akuntan harus terus mengembangkan keterampilan
teknologinya.
4. Tanggung Jawab Etis: Akuntan dihadapkan pada tanggung jawab etis yang tinggi. Mereka harus
menjaga integritas dan independensi dalam memberikan layanan kepada klien.
5. Persaingan: Persaingan di
industri akuntansi bisa ketat. Menonjol dan membangun portofolio klien dapat
menjadi tantangan, terutama untuk akuntan yang baru memulai karirnya.
6. Tuntutan Klien: Klien dapat memiliki ekspektasi yang tinggi. Mampu mengelola harapan klien
dan memberikan layanan yang memuaskan merupakan tantangan tersendiri.
Sebagai seorang akuntan, kesuksesan terletak pada kemampuan untuk mengatasi
tantangan ini sambil memanfaatkan peluang yang ada. Kemampuan untuk terus
belajar dan beradaptasi dengan perubahan adalah kunci untuk meraih sukses dalam
profesi akuntansi. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/_-F9-7jLLIo?si=FoFmVT0LnKQKDYtU
Dalam pemaparan narasumber, Sutaryo, S.E., M.Si., Ak.,Ph.D. (Dosen FEB UNS
Surakarta) menjelaskan tentang Proses Akuntan di Era Society 5.0. Perkembangan
Teknologi mengubah bisnis. Bagaimana pendanaan atas bisnis banyak aset yang
akan berupa teknologi. Sumber daya yang di butuhkan dalam bisnis tidak banyak SDM,
termasuk staf akuntansi. Pembuatan dan pengembangan perusahaan baru berbasis virtual
office/shop. Cara menjual produk dan
jasa melalu online marketplace. Pengembangan teknologi yang baru akan menciptakan
suatu kenormalan/standar/keseimbangan baru (New wquilibrium/normal).
Society 5.0 merujuk pada konsep masyarakat yang menggabungkan teknologi
informasi, seperti kecerdasan buatan (AI), internet of things (IoT), big data,
dan teknologi lainnya, untuk menciptakan masyarakat yang berfokus pada solusi
bagi berbagai masalah sosial. Dalam era ini, peran akuntan juga mengalami
transformasi. Berikut adalah beberapa aspek proses akuntansi di era Society
5.0:
1. Automatisasi dan AI: Akuntan akan semakin menggunakan teknologi
otomatisasi dan kecerdasan buatan untuk tugas-tugas rutin. Proses pengumpulan
dan pengolahan data keuangan dapat diotomatisasi, memungkinkan akuntan lebih
fokus pada analisis dan pengambilan keputusan.
2. IoT dalam Pelacakan Aset: Internet of Things (IoT) memungkinkan akuntan
untuk melacak aset fisik secara real-time. Misalnya, perusahaan dapat
menggunakan sensor untuk memantau kondisi inventaris atau aset tetap, dan data
ini dapat diintegrasikan langsung ke sistem akuntansi.
3. Big Data untuk Analisis Mendalam: Dengan penggunaan big data, akuntan
dapat melakukan analisis yang lebih mendalam terhadap data keuangan. Ini dapat
membantu dalam identifikasi tren, risiko, dan peluang bisnis yang mungkin tidak
terlihat dengan metode konvensional.
4. Keamanan Data yang Meningkat: Dengan semakin banyaknya data yang
dihasilkan dan digunakan dalam proses akuntansi, keamanan data menjadi lebih
krusial. Akuntan perlu memastikan bahwa sistem mereka aman dan mematuhi
regulasi privasi yang berlaku.
5. Peningkatan Kolaborasi: Teknologi memungkinkan kolaborasi yang lebih
baik antara akuntan, manajemen, dan pihak terkait lainnya. Dengan akses
real-time ke data, tim dapat bekerja sama secara efisien dan mengambil
keputusan lebih cepat.
6. Blockchain untuk Keamanan dan Transparansi: Penggunaan teknologi
blockchain dapat meningkatkan keamanan dan transparansi dalam proses akuntansi.
Transaksi keuangan yang dicatat dalam rantai blok menjadi lebih sulit untuk
dimanipulasi.
7. Peran sebagai Penasihat Strategis: Dengan otomatisasi tugas-tugas rutin,
akuntan memiliki lebih banyak waktu untuk berperan sebagai penasihat strategis
bagi perusahaan. Mereka dapat memberikan wawasan keuangan yang lebih mendalam
untuk mendukung pengambilan keputusan strategis.
8. Pendidikan dan Pengembangan Keterampilan: Akuntan perlu terus
meningkatkan keterampilan mereka dalam menggunakan teknologi terkini.
Pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan menjadi kunci untuk mengikuti
perkembangan dalam era Society 5.0.
Dalam Society 5.0, akuntan tidak hanya diharapkan untuk memahami teknologi
tetapi juga untuk mengintegrasikannya secara efektif ke dalam proses bisnis dan
akuntansi. Kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan teknologi dan
memanfaatkannya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas akan menjadi kunci
keberhasilan dalam era ini. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/_-F9-7jLLIo?si=tFv0FpR8iTiPHbEm
- Dalam pemaparan narasumber, Dr. Kurniawan Ali Fachrudin, S.E., M.Si., Ak.,
CA. (Dosen FEB UAD Yogyakarta) menjelaskan tentang Lompatan Teknologi Versus
Masa Depan Akuntansi. Lompatan teknologi, terutama dalam konteks kecerdasan
buatan (AI), analitika data, teknologi cloud, dan teknologi terkait, memiliki
dampak yang signifikan pada masa depan profesi akuntansi. Berikut beberapa
aspek terkait lompatan teknologi dan cara mereka dapat memengaruhi masa depan
akuntansi:
1. Automatisasi Proses Rutin:
Lompatan Teknologi: Otomatisasi proses rutin menggunakan kecerdasan buatan
dan teknologi otomasi. Masa Depan Akuntansi: Akuntan akan lebih fokus pada
analisis dan interpretasi data daripada tugas-tugas rutin seperti entri data.
2. Big Data dan Analitika:
Lompatan Teknologi: Pemanfaatan big data dan analitika untuk menggali
wawasan mendalam dari volume besar data keuangan. Masa Depan Akuntansi: Akuntan
dapat menggunakan analisis data yang lebih canggih untuk mengidentifikasi tren,
risiko, dan peluang bisnis.
3. Internet of Things (IoT):
Lompatan Teknologi: Penggunaan sensor dan IoT untuk mengumpulkan data
real-time tentang aset dan transaksi bisnis. Masa Depan Akuntansi: Akuntan
dapat mengintegrasikan data IoT ke dalam laporan keuangan untuk memberikan
gambaran yang lebih akurat tentang kinerja bisnis.
4. Blockchain:
Lompatan Teknologi: Penggunaan blockchain untuk menciptakan bukti
transparansi dan keamanan dalam transaksi keuangan. Masa Depan Akuntansi:
Transparansi dan keamanan blockchain dapat membantu mengurangi risiko
kecurangan dan meningkatkan keandalan laporan keuangan.
5. Kecerdasan Buatan dalam Analisis Pajak:
Lompatan Teknologi: Penggunaan kecerdasan buatan untuk menganalisis dan
melaporkan kewajiban pajak. Masa Depan Akuntansi: Akuntan akan lebih dapat
memberikan saran strategis terkait perpajakan berdasarkan analisis yang lebih
mendalam.
6. Teknologi Cloud:
Lompatan Teknologi: Penyimpanan dan akses data keuangan melalui platform
cloud untuk kolaborasi yang lebih baik. Masa Depan Akuntansi: Kolaborasi tim
yang lebih efisien dan akses real-time ke data keuangan melalui cloud.
7. Peran sebagai Penasihat Strategis:
Lompatan Teknologi: Mengubah peran akuntan menjadi penasihat strategis
menggunakan data dan analitika. Masa Depan Akuntansi: Akuntan menjadi lebih
terlibat dalam pengambilan keputusan strategis perusahaan, memberikan wawasan
keuangan yang lebih mendalam.
8. Keterampilan Digital:
Lompatan Teknologi: Meningkatnya kebutuhan akan keterampilan digital dalam
profesi akuntansi. Masa Depan Akuntansi: Akuntan perlu terus mengembangkan
keterampilan digital mereka untuk mengikuti perkembangan teknologi.
9. Keamanan Data dan Privasi:
Lompatan Teknologi: Fokus pada perlindungan data dan privasi dengan
meningkatkan keamanan teknologi. Masa Depan Akuntansi: Akuntan harus memastikan
bahwa data keuangan yang mereka kelola aman dan mematuhi regulasi privasi yang
berlaku.
Lompatan
teknologi membuka peluang besar untuk meningkatkan efisiensi, akurasi, dan
nilai tambah dalam profesi akuntansi. Namun, untuk menghadapi masa depan,
akuntan perlu terus mengembangkan keterampilan baru, terutama dalam pemanfaatan
teknologi terkini, untuk tetap relevan dan efektif dalam lingkungan bisnis yang
terus berubah. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/_-F9-7jLLIo?si=bVt3lYz1ub1wuxvT
Dalam pemaparan narasumber, Dr. Dahlifah, SE., M.Si., CSRS., CSRA. (Dosen
STIE Jakarta) menjelaskan tentang Akuntansi Berkelanjutan: Bisnis dan Masa
Depan Dunia. Pengawasan Pencapaian SDGs – Pendekatan Laporan Keberlanjutan (SR).
a. Sustainability Report (SR)
SR adalah laporan berkelanjutan yang melaporkan pengukuran, pengungkapan
dan pertanggung jawaban akuntabilitas
kepada pemangku kepentingan internal dan eksternal untuk kinerja organisasi dalam mencapai
tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable
development).
B. Global Reporting Initiatives (GRI)
GRI merupakan sebuah lembaga internasional yang mengeluarkan standar
pelaporan SR, GRI Standards, yang paling
sering dan banyak digunakan organisasi di seluruh dunia. GRI mendefinisikan SR sebagai
berikut: A report published by a company or organization about the economic,
environmental and social impacts caused
by its everyday activities. A sustainability report also presents the organization's values and governance
model, and demonstrates the link between
its strategy and its commitment to a sustainable global economy. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/_-F9-7jLLIo?si=gOCcPD29QzWkXo71
Dalam pemaparan narasumber, Khalida Utami., SE., M.Sc. (Dosen FEB Univ.
Pancasila Jakarta) menjelaskan tentang Akuntansi dalam Era Disrupsi AI
(Artificial Intelligence) Perkembangan teknologi dan informasi yang semakin
pesat menuntut segala bidang profesi untuk terus mengembangkan cara bekerja
dengan cepat dan tepat agar tidak tertinggal oleh zaman serta dapat mencapai
tujuan dengan efisien. Begitu pula dengan bidang Akuntansi, sebuah cabang ilmu
dari ekonomi, mempelajari berbagai macam analisis keuangan. Dengan teknologi
yang semakin modern menuntut agar akuntansi dapat lebih memanfaatkan teknologi.
Artificial Intelligence (AI). Artificial Intelligence (AI) merupakan salah
satu bidang studi mengenai pemikiran-pemikiran cerdas yang dapat digunakan
sebagai bentuk untuk melakukan sebuah perhitungan.
Artificial Intelligence dalam Akuntansi. Bidang akuntansi memiliki sejarah
panjang dalam aplikasi Artificial Intelligence (AI) sejak lebih dari 25 tahun
terutama di bidang pelaporan keuangan dan tugas audit. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh University of Oxford pada tahun 2015, akuntan memiliki 95 persen
perubahan kehilangan pekerjaan karena mesin mengambil alih peran analisis data
dan angka-angka. Namun, laporan yang sama ini menemukan bahwa seiring kemajuan
teknologi, beberapa pekerjaan dihilangkan sementara yang lain diciptakan.
Disrupsi dalam Profesi Akuntansi. Profesi akuntansi diprediksi akan
terdisrupsi oleh perkembangan teknologi, khususnya artificial intelligence (AI)
dan machine learning. Sekitar 20-30 tahun ke depan pekerjaan rutin dan manual
yang biasa dilakukan oleh seorang akuntan akan diambil alih oleh mesin dan
robot. Peneliti dari
Universitas Oxford, Michael Osborne dan Carl Frey, melakukan riset tentang seberapa
besar risiko sebuah profesi mengalami otomatisasi. Hasilnya, akuntan
bersertifikasi memiliki risiko sebesar 95% mengalami otomatisasi dalam dua
dekade ke depan. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/_-F9-7jLLIo?si=w8qwvHSWHETdITex
Dalam pemaparan narasumber, Dr. Muhammad Ikbal, SE., MSA. CSRA. CIAS.
(Dosen FEB Unmul Kalimantan) menjelaskan tentang Masa Depan Akuntansi dan Audit
di Indonesia menyongsong Penerapan Blockhain Technology: Eksplorasi Terhadap
para Akuntan di Indonesia. Teknologi blockchain mulai diterapkan di UEA,
Singapura, Canada, USA, pemerintah UEA memutuskan untuk mentransformasikan 50%
transaksi pemerintah ke platform blockchain pada tahun 2021. Teknologi
blockchain adalah sebuah buku besar terdesentralisasi yang transparan, di mana
setiap transaksi dicatat secara permanen dan dapat diakses oleh semua pihak
yang terkait. Auditor dapat memverifikasi secara langsung transaksi yang
tercatat di blockchain tanpa harus mengandalkan data yang diberikan oleh
entitas yang diaudit (Oh & Shong, 2017). Auditor dapat memiliki akses
real-time dan kontinu terhadap transaksi yang dicatat di dalam blockchain. Konteks
Indonesia, bagaimana menyongsong Indonesia sebagai negara Maju yang akan
menerapkan Teknologi blockchain. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/_-F9-7jLLIo?si=umgmZxb5e-WKsimF
Dalam pemaparan narasumber, Andri Zainal, Ph.D., Ak., CA., CMA., A-CPA.
(Dosen FE Unimed Medan) menjelaskan tentang Embracing Digitalized Technology in
the Audit Work (Merangkul Teknologi Digital dalam Pekerjaan Audit) Merangkul teknologi digital dalam pekerjaan audit dapat
membawa banyak manfaat, termasuk peningkatan efisiensi, akurasi, dan kemampuan
untuk memberikan nilai tambah kepada klien. Berikut adalah beberapa cara di
mana teknologi digital dapat diintegrasikan dalam pekerjaan audit:
1. Audit Analitik Berbasis Data: Menggunakan analitika data untuk
mengevaluasi besar data keuangan secara cepat dan efisien, mengidentifikasi
pola atau anomali yang memerlukan perhatian lebih lanjut.
2. Automatisasi Pemantauan Internal: Mengimplementasikan sistem otomatis
untuk pemantauan internal, termasuk pemberitahuan otomatis tentang transaksi
atau kejadian yang memerlukan perhatian auditor.
3. Audit Berbasis AI: Menggunakan kecerdasan buatan untuk mengidentifikasi
tren dan pola di tingkat yang lebih tinggi serta memberikan wawasan yang lebih
mendalam tentang potensi risiko dan peluang bisnis.
4. Penggunaan Teknologi Blockchain: Implementasi teknologi blockchain untuk
menciptakan rantai blok yang aman dan transparan, memastikan integritas data
transaksi dan mengurangi risiko kecurangan.
5. Pengujian Otomatis: Mengotomatisasi pengujian kontrol internal dan
substansial, meminimalkan kesalahan manusia dan meningkatkan efisiensi dalam
proses audit.
6. Pemantauan Real-time: Memanfaatkan teknologi untuk pemantauan
real-time, yang memungkinkan auditor untuk merespons perubahan atau masalah
potensial secara cepat.
7. Penyimpanan Data di Cloud: Penyimpanan data di cloud memungkinkan
akses yang mudah dan aman ke informasi audit dari berbagai lokasi, mendukung
kolaborasi tim yang lebih baik.
8. Teknologi OCR (Optical Character Recognition): Menggunakan teknologi OCR
untuk mengonversi data dari dokumen fisik ke format digital, menghemat waktu
dan mengurangi risiko kesalahan manusia.
9. Pelaporan Interaktif: Menggunakan alat pelaporan interaktif dan
visualisasi data untuk menyajikan temuan audit secara lebih menarik dan mudah
dipahami oleh klien.
10. Pelatihan dan Pengembangan Keterampilan Digital: Memberikan pelatihan
secara terus-menerus kepada tim audit untuk memastikan bahwa mereka memiliki
keterampilan digital yang diperlukan untuk mengoptimalkan teknologi dalam
pekerjaan mereka.
11. Audit Berbasis Cloud: Mengintegrasikan teknologi cloud untuk menyimpan
dan mengelola data audit, memungkinkan akses yang mudah dan aman dari berbagai
perangkat.
12. Keamanan Data dan Privasi: Memastikan keamanan data audit dan kepatuhan
dengan regulasi privasi yang berlaku.
Merangkul teknologi digital membutuhkan komitmen untuk terus belajar dan
beradaptasi dengan perkembangan teknologi terkini. Seiring berjalannya waktu,
penerapan teknologi dalam pekerjaan audit dapat memberikan nilai tambah yang
signifikan, meningkatkan efisiensi, dan menghasilkan hasil audit yang lebih
akurat. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/_-F9-7jLLIo?si=kPtU0mYM3TQkDvhK
Dalam pemaparan narasumber, Dr. Denies Priantinah, SE., M.Si, Ak, CA.
(Dosen FEB UNY Yogyakarta) menjelaskan tentang Menyongsong Era Baru Akuntansi:
Tantangan Teknologi dan Peluang Inovasi. Menyongsong era baru akuntansi
melibatkan pengakuan akan peran teknologi dan inovasi dalam membentuk ulang
cara akuntan bekerja. Tantangan dan peluang tersebut dapat dirangkum sebagai
berikut:
Tantangan Teknologi:
1. Kecepatan Perubahan: Teknologi terus berkembang dengan cepat. Tantangan
terbesar adalah tetap relevan dalam menghadapi perubahan yang cepat ini dan
mengintegrasikan teknologi yang baru muncul.
2. Keselamatan dan Privasi Data: Menjamin keamanan dan privasi data menjadi
tantangan besar, terutama karena data keuangan dan informasi pelanggan menjadi
semakin bernilai.
3. Biaya Implementasi Teknologi: Implementasi teknologi memerlukan
investasi awal yang signifikan. Akuntan perlu mengevaluasi biaya-benefit untuk
memastikan bahwa investasi tersebut memberikan nilai tambah yang memadai.
4. Keterampilan Digital: Tantangan terkait keterampilan digital di antara
para profesional akuntansi. Ada kebutuhan untuk meningkatkan keterampilan dalam
menggunakan teknologi terbaru.
5. Keamanan Cyber: Risiko keamanan cyber menjadi lebih tinggi seiring
dengan peningkatan ketergantungan pada teknologi. Akuntan perlu menghadapi
tantangan dalam melindungi data mereka dari ancaman keamanan cyber.
Peluang Inovasi:
1. Kecerdasan Buatan (AI) dan Analitika Data: Menerapkan kecerdasan buatan
dan analitika data untuk meningkatkan efisiensi audit, menganalisis tren
keuangan, dan memberikan wawasan strategis kepada klien.
2. Teknologi Blockchain: Memanfaatkan teknologi blockchain untuk
meningkatkan transparansi dan keamanan transaksi keuangan, mengurangi risiko
kecurangan, dan mempercepat proses audit.
3. Internet of Things (IoT): Menggunakan data dari IoT untuk memberikan
pemahaman yang lebih baik tentang aset dan operasi bisnis, dan
mengintegrasikannya ke dalam sistem akuntansi.
4. Teknologi Cloud: Mengadopsi teknologi cloud untuk penyimpanan data yang
aman, akses fleksibel, dan kolaborasi tim yang lebih baik.
5. Automatisasi Proses Rutin: Mengotomatisasi tugas-tugas rutin seperti
entri data, memungkinkan akuntan untuk fokus pada analisis yang lebih tinggi
dan aktivitas penasihat.
6. Penggunaan Aplikasi Mobile: Memanfaatkan aplikasi mobile untuk
memfasilitasi akses ke data keuangan kapan pun dan di mana pun, mendukung
mobilitas dan kolaborasi tim.
7. Kemitraan dengan Fintech: Bermitra dengan perusahaan fintech untuk
mengembangkan solusi inovatif dalam pengelolaan keuangan dan pelaporan.
8. Pelatihan dan Pengembangan Profesional: Meningkatkan pelatihan dan
pengembangan profesional untuk memastikan bahwa akuntan memiliki keterampilan
yang diperlukan untuk mengikuti perkembangan teknologi.
9. Penyediaan Layanan Konsultasi Strategis: Mengubah peran akuntan dari
sekadar pemroses data menjadi konsultan strategis yang memberikan wawasan
bisnis berdasarkan analisis data yang mendalam.
10. Integrasi Sistem: Mengintegrasikan berbagai sistem dan platform
teknologi untuk menciptakan ekosistem yang lebih efisien dan terhubung.
Menyongsong era baru akuntansi memerlukan sikap terbuka terhadap inovasi
dan kemampuan untuk menghadapi tantangan teknologi dengan solusi yang kreatif.
Akuntan yang mampu menggabungkan keahlian tradisional dengan pemanfaatan
teknologi akan dapat memanfaatkan peluang inovasi dan membentuk masa depan
profesi akuntansi. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/_-F9-7jLLIo?si=FqWz-1Wdvs-gc-DN
Dalam pemaparan narasumber, Eka Satria Wibawa, S.Kom., M.Si. (Dosen
Universitas STEKOM) Menjelaskan tentang Peran Akuntansi di Era Teknologi dalam
berwirausaha. Akuntansi adalah seni pencatatan, pengelompokkan dan pengikhtisaran
segala transaksi dan kejadian yang bersifat keungan dan kemudian menafsirkan hasilnya.
Bidang akuntansi ada 2 yaitu Akuntansi Keuangan (Financial Accounting) dan
Akuntansi Manajemen (Management Accounting).
Akuntansi keuangan adalah akuntansi yang berhubungan dengan pelaporan
keuangan yang terutama ditujukan kepada pemakai eksternal atau pihak perusahaan.
Selain itu, pelaporan keuangan ini digunakan oleh pimpinan tertinggi perusahaan
(executive management) sebagai pertanggungjawabannya kepada para pemegang saham
atas pengelolaan perusahaan.
Akuntansi menajemen adalah akuntansi yang berhubungan dengan pelaporan
keuangan untuk pemakai internal atau pihak manajemen perusahaan. Akuntansi manajemen
lebih detail untuk melaporkan efektifitas penggunaan biaya pada kegiatan
operasional perusahaan. Akuntansi manajemen tidak terkait dengan standar Akuntansi
Keuangan (SAK) melainkan berdasarkan Sistem Akuntansi dan kebijakan manajerial
dari masing-masing perusahaan.
Peran penting akuntansi di kewirausahaan. Akuntansi memiliki peran penting karena akuntansi dianggap
sebagai salah satu penentu masa depan atau kelangsungan usaha. Contoh peran
akuntansi bagi usaha sebagai berikut : 1. Kontrol keuangan peran utama
akuntansi adalah pengontrol atau pengendali keuangan dalam usaha. Dalam kegiatan
ekonomi, khususnya di dunia usaha, pengendalian merupakan faktor penting yang
menentukan keberhasilan usaha tersebut. Dengan adanya akuntansi, usaha akan
mengetahui pengelolaan dana, berapa labanya, serta apakah ada kerugian dari
aktivitas ekonomi. 2. Evaluasi Akuntansi juga bisa berperan sebagai media
evaluasi usaha. Laporan-laporan akuntansi tentunya akan menunjukkan hasil usaha
dalam periode-periode tertentu. Laporan-laporan akuntansi pun pastinya berisi
informasi-informasi penting yang menggambarkan kondis.
Banyak masyarakat beralih ke berwirausahaa karena sulitnya lapangan pekerjaan,
waktu covid 19 banyak yang perusahaan gulung tikar sehingga karyawan banyak di
rumahan sehingga banyak beralih ke berwirausaha salah satunya. Menggunakan teknologi
sebagai pusat promosi dan media transaksi sehingga mudahkan pembayaran dan
pembukuan transaksi keuangan pentingnya akuntansi dalam teknologi semakin
berkembang. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/_-F9-7jLLIo?si=dQ2z3zTZc19_spR2