Peran Power Elektronik dalam Mendukung Perkembangan Teknologi Renewable Energy di Indonesia

Peran Power Elektronik dalam Mendukung Perkembangan Teknologi Renewable Energy di Indonesia

Semarang, 19 Mei 2022 Universitas Sains dan Teknologi Komputer (Universitas STEKOM) bekerja sama dengan Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS), Universitas Jember (UNEJ) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTRTA) Banten, STIE STEKOM, Politeknik Pratama, Perkumpulan Teacherpreneur Indonesia Cerdas (PTIC) dan Toploker.com, Sukses dalam menyelenggarakan Webinar Nasional dengan tema “Peran Power Elektronik dalam Mendukung Perkembangan Teknologi Renewable Energy di Indonesia”. 

Acara Webinar Nasional Peran Power Elektronika dalam mendukung Perkembangan Teknologi Renewable Energy di Indonesia tersebut diselenggarakan pada Sabtu, 19 Mei 2022, Pukul 13.00 s.d 16.00 WIB yang di laksanakan melalui Zoom Meeting dan You Tube Universitas Sains dan Teknologi Komputer (Universitas STEKOM) dan di hadiri oleh mahasiwa dan masyarakat umum.

Webinar Nasional ini Menghadirkan 4 Narasumber, narasumbernya yaitu Dr. Eng. Mohammad Abu Jami’in, S.T., M.T. (Dosen Politeknik Pencapaian Negeri Surabaya PPNS), Dr. Dedy Kurnia Setiawan, S.T., M.T. (Dosen Universitas Jember UNEJ), Dr. Rocky Alfanz, S.T., M.Sc. (Dosen Universitas Sultan Ageng Tirtayasa UNTIRTA Banten) dan Dr (c) Drs. Bambang Suhartono, M.Kom. (Dosen Universitas STEKOM Semarang)


Dalam pemaparan narasumber pertama, Dr. Eng. Mohammad Abu Jami’in, S.T., M.T. (Dosen Politeknik Pencapaian Negeri Surabaya PPNS) menjelaskan tentang peningkatan kinerja sistem pengkonversi tenaga angin dengan skema multistate. Potensi tenaga angin, pasar dunia terhadap pembangkit energy turbin angin sekarang ini sangat popular dan meningkatkan bahwa pembangkit tenaga angin akan menyumbang 20% dari kebutuhan energy listrik dunia, diawali dari 2% terpasang pada tahun 2014. Menurut European energy association, pemanfaatan 10 persen dari tenaga angin yang tersedia sudah mencukupi untuk memenuhi kebutuhan listrik dunia. 

Potensi tenaga angin di Indonesia, penggunaan renewable energy di Indonesia pada tahun 2014 masih sangat kecil, yaitu 5% (5,5 GW) dari total konsumsi energy. Target nasional terhadap penggunaan renewable energy adalah 23% pada tahun 2025. Berdasarkan sumber dari kementrian ESDM, pemanfaatan energy angin terpasang di Indonesia pada tahun 2014 masih sangat sedikit 0,6 megawatt (MW). Mengacu pada kebijakan energi nasional, maka pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) harus mampu menghasilkan 250 MW pada tahun 2025. 

Sistem Pengkonversi Tenaga Angin (WECS) dirancang untuk mengubah energi gerakan angin menjadi tenaga mekanik. Dengan generator turbin angin, energi mekanik ini diubah menjadi listrik. Generator turbin angin dapat berupa generator sinkron magnet permanen (PMSG), generator induksi, generator sinkroon, dll. Untuk mencapai daya maksimum dari WECS, kecepatan putaran generator dikendalikan oleh converter modulasi lebar pulsa (PWM). Daya keluaran generator disuplai ke grid memulai generator side converter dan grid side inverter. Penjelasan lebih lengkapnya bisa di cek di https://youtu.be/kEq8Jx_TdbM


Dalam pemaparan narasumber yang ke dua, Dr. Rocky Alfanz, S.T., M.Sc. (Dosen Universitas Sultan Ageng Tirtayasa UNTIRTA Banten) menjelaskan tentang peran power elektronik dalam mendukung perkembangan teknologi renewable energy di Indonesia. Potensi renewable energy di Indonesia, Indonesia diberkahi dengan sumber daya energi terbarukan yang melimpah dan beragam. Kebijakan Energi Nasional (KEN) dan Rancangan (RUEN) menargetkan bahwa sumber daya energi terbarukan menyediakan 23% dari seluruh konsumsi energi final pada tahun 2025, dan target rancangan rencana ketenagalistrikan nasional (RUKN) 25% listrik terbarukan untuk sektor listrik pada tahun 2025. 

Preinciple of PV cell operation, sel surya dapat digambarkan sebagai peralatan yang mengubah energi cahaya (energi foton) menjadi listrik. Umumnya berfungsi menggunakan 3 langkah dasar yaitu penyerapan cahaya dan membuat pasangan lubang elektron, pemisahan pembawa muatan yang berbeda atau menyampaikan pembawa muatan ke sirkuit eksternal. 

Jenis modul surya yang umum di Indonesia, polycrystalline silicon, adalah panel surya yang memiliki susunan kristal acak. Jenis ini terbuat dari beberapa batang kristal silicon yang dilembur atau dicairkan kemudian dituangkan dalam cetakan yang berbentuk persegi. Mono kristal (mono-crystallline), merupakan panel surya yang paling efisien yang dihasilkan dengan teknologi terkini & menghasilkan daya listrik tinggi. Sel surya mono-crystalline dibuat menggunakan srystall silicon murni yang sudah melalui proses czochralski. Thin Film Solar Cell (TFSC), merupakan panel surya yang terdiri dari dua lapisan yang dibuat dengan menambahkan satu atau lebih lapisan tipis, atau thin film bahan photovoltaic ke dalam substrate seperti kaca, plastic atau metal. Penjelasan lebih jelasnya bisa cek di https://youtu.be/kEq8Jx_TdbM


Dalam pemaparan narasumber yang ke tiga, Dr. Dedy Kurnia Setiawan, S.T., M.T. (Dosen Universitas Jember UNEJ) menjelaskan tentang peran elektronika daya dalam mengatasi permasalahan akibat renewable energy yang terintegrasi PLN. Pemanfaatan renewable energy terutama energi surya dan angin sangat memungkinkan untuk di aplikasikan pada listrik rumah tangga, hanya saja karena sifat intermitten kedua sumber ini maka arus yang dihasilkan dapat berubah-ubah. Pemanfaatan renewable energy dapat berefek pada ketiakseimbangan arus dan tegangan (Voltage/current unbalance) serta harmonisa. Permsalahan voltage/current unbalance dan harmonic dapat dikompensari dengan menggunakan teknologi power electronic, seperti filter, inverter, UPQC, maupun four-leg active filter. Penjelasan lebih lengkapnya bisa cek di https://youtu.be/kEq8Jx_TdbM


Dalam pemaparan narasumber yang ke empat, Dr (c) Drs. Bambang Suhartono, M.Kom. (Dosen Universitas STEKOM Semarang) menjelaskan tentang krisis energi eropa kian parah di musim dingin. Krisis di Eropa belum akan membaik harga listrik naik ke rekor baru, memicu inflasi dan menaikkan tagihan listrik pada jutaan rumah tangga dan industri di seluruh benua. Harga listrik untuk pengiriman tahun depan melonjak lebih dari 15 persen di jerman dan hampir 14 persen di prancis. Cuaca yang rendah di musim dingin telah memaksa utilitas pembangkit listrik di eropa untuk membakar lebih banyak gas, batu bara, dan bahkan minyak untuk memastikan lampu tetap menyala. Lonjakan harga pada bulan ini akhirnya memengaruhi kontrak berjangka untuk tahun-tahun berikutnya, sebuah tanda bahwa krisis bisa bertahan lebih lama dari yang diperkirakan bayak orang. Penjelasan lebih lengkapnya bisa cek di https://youtu.be/kEq8Jx_TdbM