
Semarang, 9 Maret 2023 Progdi
S1 Sistem Komputer Universitas Sains dan Teknologi Komputer (Universitas
STEKOM) bekerja sama dengan FST Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, FTI
Universitas Mulawarman Samarinda, FIK Universitas Internasional Batam, FTI
Universitas Mataram, STIE STEKOM, Politeknik Pratama, Perkumpulan Teacherpreneur
Indonesia Cerdas (PTIC), Perkumpulan Komunitas Industri dan Vokasi Indonesia
(PERKIVI) dan https://www.Toploker.com, Sukses dalam
menyelenggarakan Webinar Nasional dengan tema Work
and Do Business With Artificial Intelligence.
Acara Webinar Nasional Work and Do Business With
Artificial Intelligence tersebut diselenggarakan Kamis, 9 Maret 2022 Pukul 13.00
s.d 16.00 WIB yang di laksanakan melalui Zoom
Meeting dan You Tube Universitas Sains dan Teknologi Komputer (Universitas STEKOM)
dan di hadiri oleh mahasiwa dan masyarakat umum.
Webinar Nasional ini Menghadirkan 5 Narasumber, narasumbernya yaitu Drs. Hari Suparwito, S.J., M.App.It (Dosen FST Universitas Sanata Dharma Yogyakarta), Dedy Cahyadi, M.Eng (Dosen FTI Universitas Mulawarman Samarinda), Dr. Hendi Sama, S.Kom., MM.e-Business (Dosen FIK Universitas Internasional Batam), Prof.Dr.Eng. I Gede Pasek Suta Wijaya, S.T., M.T (Dosen FTI Universitas Mataram), dan Rusito, M.Kom. (Dosen FSA Universitas STEKOM Semarang). MCnya yaitu Sindhu Rakasiwi, M.Kom. (Dosen Universitas STEKOM) dan Moderatornya yaitu Eni Endaryati, S.Kom., M.Si. (Dosen Universitas STEKOM)
Dalam pemaparan narasumber
yang pertama, Drs. Hari Suparwito, S.J., M.App.It (Dosen FST
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta) menjelaskan tentang Artificial
Intelligence & Machine Learning.
Kecerdasan buatan (AI) mengacu pada kemampuan mesin
atau perangkat lunak untuk melakukan tugas-tugas yang biasanya membutuhkan
kecerdasan manusia, seperti pembelajaran, pemecahan masalah, pengambilan
keputusan, dan pengenalan pola. Sistem AI dapat menganalisis data dalam jumblah
besar, membuat prediksi, dan mengidentifikasi pola dalam data untuk
mengotomatisasi dan mengoptimalkan berbagai proses, muali dari layanan pelanggan,
diagnose medis, hingga peramalan keuangan.
Machine Learning adalah bagian dari AI yang melibatkan penggunaan algoritma dan model statistik untuk memungkinkan komputer belajar dari data dan mengidentifikasi pola yang dapat digunakan untuk membuat prediksi atau keputusan. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/6_frsjjnydw?feature=share

Dalam pemaparan narasumber yang kedua, Dedy Cahyadi,
M.Eng (Dosen FTI Universitas Mulawarman Samarinda) menjelaskan tentang Etika
dan AI: Tantangan dan Peluang.
Jika kita menganggap AI sebagai otak, maka Machine
Learning (Pembelajaran Mesin) adalah proses perolehan kemampuan kognitif dan
Deep Learning (Pembelajaran Mendalam) adalah sistem pelatihan/pembelajaran
mandiri yang mendominasi proses ini.
Empat elemen AI adalah data, algoritma, sumber daya
komputasi, dan skenario. Untuk memenuhi kebutuhan ke empat elemen ini, kita
perlu menggabungkan AI dengan Cloud Computing, Big Data dan IoT untuk membangun
masyarakat yang cerdas.
Tantangan signifikan dala adopsi AI pada suatu organisasi
adalah bidang etika Terapan AI masih relatif baru karena kurangnya keterampilan
dan pelatihan. Minimnya regulasi AI dari pemerintah atau di industri. Muncul
bias dalam model yang dikembangkan berdasarkan data tertentu. Privasi Data
(Pribadi) pada keseluruhan poses AI. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di
https://www.youtube.com/live/6_frsjjnydw?feature=share
Dalam pemaparan narasumber yang ketiga, Dr. Hendi Sama, S.Kom.,
MM.e-Business (Dosen FIK Universitas Internasional Batam) menjelaskan tentang AI
Implementation and The Development of AI Technology for Office (Implementasi AI
dan Pengembangan Teknologi AI untuk Perkantoran). AI (Artificial Intelligence)
adalah teknologi yang mengizinkan sistem komputer untuk mempelajari, menalar,
dan melakukan tugas yang biasanya memerlukan kecerdasan manusia. Implementasi
AI di perkantoran dapat membantu meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan
kinerja secara keseluruhan. Berikut beberapa contoh implementasi AI yang bisa
dilakukan di perkantoran diantaranya yaitu sebagai berikut.
Chatbot, Chatbot adalah program komputer yang menggunakan AI untuk
berinteraksi dengan pengguna melalui chat. Dengan menggunakan chatbot, karyawan
dapat menghemat waktu dan tenaga dalam memberikan jawaban kepada klien atau
pelanggan.
Analisis Data, AI dapat digunakan untuk menganalisis data dalam jumlah
besar, memberikan wawasan yang lebih baik dan mendalam tentang kinerja bisnis.
Dalam pengembangan teknologi AI, terdapat berbagai macam teknik seperti Machine
Learning, Deep Learning, dan Natural Language Processing (NLP) yang dapat
digunakan untuk melakukan analisis data.
Pengenalan Suara dan Wajah, Teknologi AI dapat digunakan untuk mengenali
suara dan wajah, dan digunakan untuk mengautentikasi pengguna dalam akses ke
sistem atau ruang tertentu di kantor. Hal ini dapat meningkatkan keamanan di
kantor.
Otomatisasi Proses, AI dapat digunakan untuk
mempercepat proses bisnis dengan mengotomatisasi tugas-tugas tertentu seperti
pengolahan dokumen, penyusunan laporan keuangan, dan lain-lain.
Pencarian Informasi, Teknologi AI dapat digunakan
untuk meningkatkan efisiensi dalam pencarian informasi. Karyawan dapat
menggunakan AI untuk mencari dokumen tertentu atau informasi yang diperlukan
secara cepat dan mudah.
Untuk mengembangkan teknologi AI, kantor dapat melibatkan tim ahli di bidang AI untuk merancang dan mengimplementasikan sistem AI. Selain itu, dapat pula dilakukan pelatihan dan pengembangan keterampilan AI bagi karyawan yang berminat dan berpotensi. Hal ini dapat membantu karyawan memahami potensi dan manfaat dari teknologi AI, dan dapat meningkatkan keterampilan dan kemampuan mereka dalam menggunakannya. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/6_frsjjnydw?feature=share
Dalam pemaparan narasumber yang ke empat, Prof.Dr.Eng.
I Gede Pasek Suta Wijaya, S.T., M.T (Dosen FTI Universitas Mataram) menjelaskan
tentang EARLY detection of asymptomatic covid-19 infection through lung x-ray
image and voice recording of forced cough
(Deteksi Dini Covid-19 Asimtomatik Infeksi Melalui Citra X-Ray Paru Dan
Rekaman Suara Batuk Paksa). Deteksi dini Covid-19 sangat penting dalam
mengurangi penyebaran virus dan mencegah penyebaran yang lebih luas di
masyarakat. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan
teknologi AI (Artificial Intelligence) untuk mendeteksi Covid-19 pada pasien
asimtomatik melalui citra X-Ray paru dan rekaman suara batuk paksa. Berikut
adalah beberapa tahapan untuk mengimplementasikan teknologi AI untuk deteksi
dini Covid-19 pada pasien asimtomatik:
1. Pengumpulan data: Kumpulkan citra X-Ray paru dan
rekaman suara batuk paksa dari pasien yang diduga terinfeksi Covid-19. Data ini
akan digunakan sebagai data training untuk mengajari model AI.
2. Preprocessing data: Lakukan preprocessing data pada
citra X-Ray paru dan rekaman suara batuk paksa. Preprocessing meliputi proses
cropping, scaling, dan filtering.
3. Training model AI: Gunakan teknik Machine Learning
dan Deep Learning untuk melatih model AI menggunakan data training. Dalam
proses training, model AI akan mempelajari pola atau fitur yang dapat membantu
dalam mendeteksi Covid-19 pada citra X-Ray paru dan rekaman suara batuk paksa.
4. Validasi model AI: Setelah model AI dilatih,
lakukan validasi dengan menggunakan data validasi. Data validasi ini digunakan
untuk menguji sejauh mana model AI dapat mendeteksi Covid-19 pada citra X-Ray
paru dan rekaman suara batuk paksa.
5. Implementasi model AI: Setelah model AI teruji dan
tervalidasi dengan baik, implementasikan model AI untuk mendeteksi Covid-19
pada pasien asimtomatik. Pasien yang dideteksi positif Covid-19 dapat diisolasi
dan dilakukan tindakan medis yang tepat.
Dalam mengimplementasikan teknologi AI untuk deteksi dini Covid-19 pada pasien asimtomatik, perlu diingat bahwa teknologi AI hanya sebagai alat bantu untuk membantu dalam proses deteksi. Hasil dari teknologi AI perlu dikonfirmasi dengan metode deteksi lainnya seperti tes PCR untuk memastikan akurasi dan keakuratan dari teknologi AI tersebut. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/6_frsjjnydw?feature=share
Dalam pemaparan narasumber yang kelima, Rusito, M.Kom.
(Dosen FSA Universitas STEKOM Semarang) menjelaskan tentang artificial
intelligence. Perencanaan dan pembangunan agent cerdas yang menerima persepsi
dari lingkungan dan melakukan tindakan yang mempengaruhi lingkungan tersebut.
Sistem Kesehatan saat ini telah mengakui keuntungan
dari teknologi cerdas yang dapat meningkatkan kualitas layanan Kesehatan,
sehingga mengubah teknologi tradisional menjadi teknologi Kesehatan cerdas. Teknologi
medis cerdas dapat mencakup monitor yang lebih baik, alat diagnostik untuk
pengobatan pasien, dan perangkat untuk meningkatkan kualitas hidup. Konsep-konsep
penting dalam teknologi Kesehatan cerdas meliputi layanan eHealth dan mHealth,
manajemen rekam medis elektronik, layanan medis cerdas di rumah, dan perangkat
medis cerdas yang terhubung menggunakan teknologi IoT (Internet of Things) dan
wearable computing terbaru.
ADAMM (Intelligent Asthma Management) adalah suatu
sistem manajemen asma cerdas yang terdiri dari perangkat kecil dan fleksibel
yang ditempelkan pada bagian atas tubuh pengguna menggunakan perekat medis
berkualitas tinggi. Perangkat ini secara nirkabel memantau gejala pernapasan
pengguna, dan mentransfer data melalui koneksi Bluetooth ke perangkat pengguna.
Wearable Flexible Sensors (WFS) adalah teknologi
sensor fleksibel yang dapat dikenakkan pada tubuh manusia. Salah satu contohnya
adalah perangkat sensor keringat yang dapat ditempatkan pada bagian belakang
tangan dan terhubung dengan smartphone melalui koneksi nirkabel.
Perangkat ini dapat mendeteksi kadar keringat dan suhu
kulit, yang dapat memberikan informasi penting tentang kondisi fisik dan Kesehatan
pengguna. Data yang dikumpulkan oleh perangkat dapat digunakan untuk memantau
keseharan dan performa fisik pengguna, serta membantu dalam diagnose penyakit tertentu
atas kondisi Kesehatan yang mempengaruhi keringat dan suhu kulit.
GeNose adalah teknologi yang digunakan untuk
mengidentifikasi virus corona dengan mendeteksi senyawa organic volatile (VOC).
GeNose tidak mendeteksi virus secara langsung, melainkan mendeteksi metabolit
gas Ketika seseorang terinfeksi virus. Komposisi gas dalam napas manusia dapat
membedakan satu penyakit dari yang lain. Untuk melacak komposisi ini, tim dari
Universitas Gadjah Mada (UGM) menggunakan kecerdasan buatan (AI) karena perlu
memeriksa ribuan komposisi gas.
Dalam aplikasinya, GeNose menggunakan teknologi sensor yang memungkinkan untuk mendeteksi senyawa organik volatil dalam napas seseorang dan menganalisisnya untuk mendeteksi kemungkinan infeksi virus corona. Teknologi ini telah digunakan di beberapa bandara di Indonesia untuk memfasilitasi tes cepat dan non-invasif bagi penumpang yang akan melakukan perjalanan. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/6_frsjjnydw?feature=share
