WEBINAR NASIONAL Peran Pemerintah dan Industri dalam Revitalisasi Pendidikan Tinggi Vokasi untuk Menyiapkan SDM yang Memiliki Daya Saing

WEBINAR NASIONAL Peran Pemerintah dan Industri dalam Revitalisasi Pendidikan Tinggi Vokasi untuk Menyiapkan SDM yang Memiliki Daya Saing

Semarang, 15 Desember 2022 Universitas Sains dan Teknologi Komputer (Universitas STEKOM) bekerja sama dengan Sekolah Vokasi UGM-Yogyakarta, Sekolah Vokasi IPB-Jabar, Politeknik Negeri Sriwijaya-Palembang, Politeknik Negeri Ujung Pandang-Makassar, STIE STEKOM, Perkumpulan Teacherpreneur Indonesia Cerdas (PTIC), Perkumpulan Komunitas Industri dan Vokasi Indonesia (PERKIVI) dan https://www.Toploker.com, Sukses dalam menyelenggarakan Webinar Nasional dengan tema Peran Pemerintah dan Industri dalam Revitalisasi Pendidikan Tinggi Vokasi untuk Menyiapkan SDM yang Memiliki Daya Saing.


Acara Webinar Nasional Peran Pemerintah dan Industri dalam Revitalisasi Pendidikan Tinggi Vokasi untuk Menyiapkan SDM yang Memiliki Daya Saing tersebut diselenggarakan Kamis, 15 Desember 2022 Pukul 13.00 s.d 16.00 WIB yang di laksanakan melalui Zoom Meeting dan You Tube Universitas Sains dan Teknologi Komputer (Universitas STEKOM) dan di hadiri oleh mahasiwa dan masyarakat umum.


Webinar Nasional ini Menghadirkan 5 Narasumber, narasumbernya yaitu Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D.  (Dosen Universitas Gadjah Mada-Dirjen Pendidikan Vokasi Kemenristek tahun 2020-2022), Prof. Dr. Ir. Arief Darjanto, M.Ec. (Dekan Sekolah Vokasi IPB), Prof. Dr. Ir. Rusdianasari, M.Si. (Dosen Politeknik Negeri Sriwijaya-Palembang), Dharma Aryani, S.T., M.T., PhD. (Dosen Politeknik Ujung Pandang-Makassar), dan Sukirman (Ketua Umum PERKIVI-Perkumpulan Komunitas Industri dan Vokasi Indonesia)



Dalam pemaparan narasumber pertama, Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D.  (Dosen Universitas Gadjah Mada-Dirjen Pendidikan Vokasi Kemenristek tahun 2020-2022) menjelaskan tentang Strategi Penguatan Pendidikan Vokasi dengan Link and Match – Dudi & Stakeholder. Lebih lengkapnya bisa tonton di https://youtu.be/tEGz37xlJk0



Dalam pemaparan narasumber yang kedua, Prof. Dr. Ir. Arief Darjanto, M.Ec. (Dekan Sekolah Vokasi IPB) menjelaskan tentang Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Kolaborasi Universitas – Industri. Kolaborasi yang sukses antara universitas dan industri dapat mengarah pada inovasi yang lebih besar dan membantu memacu pembangunan ekonomi suatu negara. Pertukaran keterampilan teknis, pengetahuan, dan sumber daya dapat saling menguntungkan bagi sains dan industri.


Jenis kolaborasi diantaranya yaitu Penelitian kontrak, Proyek penelitian bersama yang didanai bersama oleh industri dan Universitas, Proyek penelitian bersama yang didanai oleh industry, Masukan ke dalam program Pendidikan, Kami membayar akses ke peralatan penelitian, Perekrutan lulusan baru atau pascasarjana, dan Penempatan siswa / magang / keterlibatan proyek industry.


Hambatan untuk kolaborasi Universitas-Industri dianataranya yaitu kepercayaan, komitmen, kontinuitas, fokus dan prioritas yang berbeda, birokrasi yang berlebihan, kolaborasi buruk sebelumnya, keterampilan manajemen proyek, kemampuan untuk beradaptasi secara fleksibel perubahan, pendanaan terbatas, keseimbangan yang tepa tantara tujuan akademik dan prioritas industry, jarak geografis, risiko naik gratis, oportunisme, dan kontrol hak milik. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://youtu.be/tEGz37xlJk0



Dalam pemaparan narasumber yang ketiga, Prof. Dr. Ir. Rusdianasari, M.Si. (Dosen Politeknik Negeri Sriwijaya-Palembang) menjelaskan tentang Peluang Pendidikan Tinggi Vokasi dalam Peningkatan SDM Kompeten dan Unggul pada Industri EBT. Fokus Pemerintah pada Tahun 2018 & 2024 adalah pembangunan kualitas SDM, melalui pengembangan vokasi. Kita harus terus memperbaiki piramida kualifikasi tenaga kerja kita agar menjadi tenaga kerja yang terlatih, terampil agar terserap semuanya ke dalam industri-industri kita, kata kepala negara. Kementrian terkait yaitu Kamnaker, Kemdikbud, Kemristek Dikti, dan Kementrian lainnya harus mulai merancang apa yang akan dikerjakan dalam pembangunan SDM pada tahun 2018 dan 2019 (sidang kabinet paripurna di istana negara, 12 februari 2018).


Tugas dan peran Kementrian Ristek Dikti dalam Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Vokasi diantaranya yaitu melakukan pembukaan perguruan tinggi (PT) asing, Mendukung pelaksanaan Training of Trainers (ToT), Membuka program studi (PS) Vokasi di tingkat master dan doktor terapan, Mengembangkan kurikulum Politeknik sesuai kebutuhan DUDI, mempercepat penyediaan dosen produktif, dan meningkatkan kualitas politeknik melalui peningkatan kualitas akreditasi.


Mengapa Pendidikan Vokasi? Pendidikan Vokasi mengajarkan proses how to know and how to do, hal ini yang menjadikan peningkatan kualitas SDM di Indonesia. Lulusan Pendidikan Vokasi melalui proses pendidikan yang dilakukan dengan pendekatan terapan dan berbasis kebutuhan industry. Kebutuhan akan kompetensi terapan yang langsung dapat memenuhi kebutuhan industry dilahirkan oleh lulusan pendidikan vokasi. Pendidikan vokasi dalam prosesnya menekankan pada pengembangan praktek/terapan disbanding yang sifatnya teoritis. Peserta didik diberikan kemampuan yang dapat memberikan solusi dan pengembangan kreativitas berbasis potensi individu.


Komitmen Indonesia dalam Penurunan Emisi. Indonesia berencana mencapai netralitas karbon pada tahun 2060, sebagai tambahan target bauran EBT 23% pada tahun 2025. Menurunkan emisi GRK 29% (kemampuan sendiri) atau 41% dengan bantuan internasional) pada 2030 sesuai NDC. Target penurunan emisi 198 juta ton

CO2 pada tahun 2025. Target bauran energi hingga Juni 2022 baru mencapai 15,07%. Inisiatif Indonesia untuk mencapai SDG-7: mengurangi emisis GRK sesuai target Paris Agreement.


4 Pilar Strategi Pembangunan Rendah Karbon Jangka Panjang diantaranya yaitu Pelaksanaan langkah-langkah efisien energi, Penggunaan listrik (yang telah dekarbonisasi) di sector transportasi dan bangunan, Peralihan bahan bakar dari batubara ke gas dan energi terbarukan di industri, dan Peningkatan energi baru dan terbarukan di pembangkit listrik, transportasi dan industri. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://youtu.be/tEGz37xlJk0



Dalam pemaparan narasumber yang keempat, Dharma Aryani, S.T., M.T., PhD. (Dosen Politeknik Ujung Pandang-Makassar) menjelaskan tentang Peningkatan Mutu Pendidikan Tinggi Vokasi Melalui Kemitraan Strategi Bersama Pemerintah dan DUDI.


Peningkatkan Mutu PTV Melalui Kemitraan Strategis dan Berkelanjutan. Memantau dan mengevaluasi hubungan kemitraan secara teratur, baik di tingkat kepemimpinan maupun koordinasi. Membangun mekanisme umpan balik (feedback) dan memahami apa yang menjadi tanggung jawab kedua belah pihak. Menentukan target dan indikator kinerja serta strategi pencapaiannya. Memiliki standar operasional prosedur sebagai bagian dari kesempahaman dengan mitra.


Standar Proses Pembelajaran diantaranya yaitu Kriteria minimal tentang penyelenggaraan magang terstruktur di dunia usaha, dunia industri, dan kewirausahaan, dan Kriteria minimal tentang penyelenggaraan teaching industry. Standar Sarana & Prasarana Pembelajaran diantaranya yaitu Kriteria minimal tentang bantuan alat laboratorium dari dunia usaha dan dunia industrikepada perguruan tinggi.


Standar Penelitian. Kriteria minimal tentang kewajiban dosen melakukan riset terapan bersama dunia usaha dan dunia industri, melalui pemanfaatan kasus nyata di dunia usaha dan dunia industry, dan kolaborasi lintas disiplin di teaching industry. Kegiatan research and Development (R&D) di dunia usaha dan dunia industri.


Standar dosen. Kriteria minimal tentang dosen yang berasal dari dunia usaha dan dunia industri, dengan komposisi Dosen dari perguruantinggi, dan Dosen praktisi dari dunia usaha dan dunia industry. Standar Pembiayaan Pembelajaran yaitu Kriteria minimal tentang program beasiswa dan ikatan dinas bagi mahasiswa.  


Pelibatan Mitra DUDI dan Pemerintah dalam Penetapan Standar SPMI. Menghubungi dan melakukan kerja sama dengan Kementerian yang relevan, organisasi profesi terkait, dan dunia usaha atau dunia industri. Membentuk Tim Perumus Standar dalam SPMI (Standar Dikti) yang terdiri atas pengelola PTV, wakil dari pemerintah, organisasi profesi terkait, wakil dunia usaha atau dunia industry. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://youtu.be/tEGz37xlJk0



Dalam pemaparan narasumber yang kelima, Sukirman (Ketua Umum PERKIVI-Perkumpulan Komunitas Industri dan Vokasi Indonesia) menjelaskan tentang Tantangan Tranformasi Pendidikan Tinggi Vokasi. Menyelenggarakan Pendidikan berkualitas dibutuhkan dengan membangun sistem yang memberikan layanan kompleks, dari hari ke hari, di ribuan lokasi selama ber jam-jam pada ribuan siswa. Saar sekolah dan kementrian Pendidikan diurus atau ditata dengan baik, Pendidikan akan berjalan.


Empat Tantangan Perguruan Tinggi diantaranya yaitu satu (1) Tren Belanja Pengetahuan Milenial Indonesia. Mereka akan menggunakan prinsip konsumen, belanja pengetahuan sesuai dengan kebutuhan dan pilihan hidupnya, serta pengalaman belajar yang fleksibel dan personal. One-size fit all dalam pendidikan akan segera menjadi bagian dari masa lalu. Dua (2) Belajar Sepanjang Hayat. Lapangan kerja mengalami turbulensi, dunia dilanda VUCA; Kampus menyiapkan pencipta kerja; Pendidikan tinggi perlu mengembangkan model untuk layanan belajar kebutuhan belajar sepanjang hayat. Tiga (3) Para Penantang Telah Datang. Raksasa teknologi seperti Google, Microsoft,  Apple atau Amazon menawarkan pendidikan yang murah, disesuaikan dengan kebutuhan pribadi. Era metaverse telah hadir dan akan menawarkan program “pendidikan" yang fleksibel. Empat (4) Menuju Model Skill Over Degree. semakin banyak perusahaan terkemuka seperti Google, Apple, Penguin Random House, Ernst & Young UK dan IBM, secara aktif mengalihkan fokus dari gelar ke cara-cara baru mengukur kelayakan kerja sebagai konsekuensi dari sifat pekerjaan yang berubah (Ostergaard, 2019).   Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://youtu.be/tEGz37xlJk0



Foto Bersama

TAG

Tidak ada tag yang tersedia