WEBINAR NASIONAL Peluang dan Tantangan Lulusan Vokasi dalam Memenuhi Kebutuhan Dunia Industri

WEBINAR NASIONAL Peluang dan Tantangan Lulusan Vokasi dalam Memenuhi Kebutuhan Dunia Industri

Semarang, 22 Juni 2022 Fakultas Vokasi Universitas STEKOM bekerja sama dengan Fakultas Vokasi ITS Surabaya, Fakultas Vokasi Universitas Negeri Yogyakarta, Vokasi Universitas Negeri Jakarta, Fakultas Vokasi Universitas Sebelas Maret Surakarta, PERKIVI, PTIC, dan Toploker.com, Sukses dalam menyelenggarakan Webinar Nasional dengan tema Peluang dan Tantangan Lulusan Vokasi dalam Memenuhi Kebutuhan Dunia Industri.

 

Acara Webinar Nasional Peluang dan Tantangan Lulusan Vokasi dalam Memenuhi Kebutuhan Dunia Industri tersebut diselenggarakan Kamis, 22 Juni 2023 Pukul 13.00 s.d 16.00 WIB yang di laksanakan melalui Zoom Meeting dan You Tube Universitas Sains dan Teknologi Komputer (Universitas STEKOM) dan di hadiri oleh mahasiwa dan masyarakat umum.

 

Webinar Nasional ini diisi oleh 5 Narasumber, MC, dan Moderator. Narasumbernya yaitu Ir. Arif Abdurachman, S.T., M.T. (Dosen Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember ITS Surabaya), Dr. Ir. Sutopo. S.Pd., M.T. (Dosen Fakultas Vokasi Universitas Negeri Yogyakarta – UNY), Prof. Dr. Ir. Ivan Hanafi, S.T., M.Pd. (Dosen Vokasi Universitas Negeri Jakarta – UNJ), Hartatik, S.SI., M.SI. (Dosen Fakultas Vokasi Universitas Sebelas Maret Surakarta – UNS), dan Sukirman (Ketua Umum Perkumpulan Komunitas Industri dan Vokasi Indonesia – PERKIVI). MCnya yaitu Febrianna Vecillia Sukamto (Mahasiswi Universitas STEKOM), dan Moderatornya yaitu Wibi Ardi Alvianto, M.Pd. (Dosen Universitas STEKOM)

 


Dalam pemaparan narasumber Dr. Ir. Sutopo. S.Pd., M.T. (Dosen Fakultas Vokasi Universitas Negeri Yogyakarta – UNY) menjelaskan tentang Skill Dunia Kerja Abad 21. Dalam abad ke-21, terdapat beberapa keterampilan yang penting untuk sukses di dunia kerja yang terus berkembang dan berubah. Beberapa skill dunia kerja abad 21 yang penting antara lain:

1. Literasi Digital: Kemampuan untuk menggunakan teknologi digital, seperti komputer, internet, perangkat mobile, dan aplikasi secara efektif. Literasi digital mencakup pemahaman tentang media sosial, analisis data, keamanan siber, dan kemampuan adaptasi terhadap perkembangan teknologi.

2. Kreativitas dan Inovasi: Kemampuan untuk berpikir kreatif, menghasilkan ide-ide baru, dan mengaplikasikan solusi inovatif dalam situasi kerja. Keterampilan ini sangat berharga dalam menghadapi tantangan dan persaingan di pasar yang terus berubah.

3. Kemampuan Beradaptasi: Mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan lingkungan kerja, teknologi, dan tuntutan bisnis. Kemampuan ini mencakup fleksibilitas, keingintahuan, dan kesiapan untuk belajar hal baru.

4. Keterampilan Komunikasi: Kemampuan untuk menyampaikan gagasan dengan jelas dan efektif melalui berbagai media komunikasi, baik lisan maupun tertulis. Keterampilan komunikasi yang baik sangat penting dalam bekerja secara tim, bernegosiasi, dan mempengaruhi orang lain.

5. Kolaborasi dan Kerja Tim: Kemampuan untuk bekerja dengan orang lain dalam tim, menghargai keragaman pendapat, berbagi tanggung jawab, dan mencapai tujuan bersama. Keterampilan ini meliputi komunikasi efektif, pemecahan masalah, dan kemampuan berbagi pengetahuan.

6. Keterampilan Analitis: Kemampuan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan data secara efektif. Keterampilan analitis menjadi semakin penting dalam menghadapi era digital yang menghasilkan volume data yang besar.

7. Kemampuan Belajar Mandiri: Kemampuan untuk terus belajar dan mengembangkan diri secara mandiri. Dalam dunia kerja yang terus berubah, kemampuan untuk mengikuti perkembangan terbaru dan mengasah keterampilan baru sangat penting.

8. Keahlian Multidisiplin: Mampu memiliki pemahaman dan keahlian dalam berbagai bidang yang saling terkait. Keterampilan multidisiplin memungkinkan seseorang untuk berpikir secara holistik dan menghubungkan konsep-konsep dari berbagai disiplin ilmu.

9. Kewirausahaan: Kemampuan untuk berpikir dan bertindak seperti seorang pengusaha, termasuk mengidentifikasi peluang, mengambil risiko, dan mengelola usaha dengan kreativitas dan inovasi.

10. Kemampuan Pemecahan Masalah: Kemampuan untuk mengidentifikasi masalah, menganalisis faktor-faktor yang terlibat, dan mengembangkan solusi yang efektif. Kemampuan ini melibatkan logika, kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis.

 

Dalam dunia kerja yang terus berkembang, penting bagi individu untuk terus mengembangkan keterampilan ini agar tetap relevan dan kompetitif di pasar kerja. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/DOb7-dX4zEg?feature=share

 


Dalam pemaparan narasumber Ir. Arif Abdurachman, S.T., M.T. (Dosen Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember ITS Surabaya) menjelaskan tentang Tantangan Lulusan Vokasi di Era Revolusi Industri 4.0. Lulusan vokasi menghadapi tantangan unik di era Revolusi Industri 4.0. Beberapa tantangan tersebut meliputi:

1. Perubahan Teknologi: Revolusi Industri 4.0 didorong oleh kemajuan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), robotika, internet of things (IoT), big data, dan komputasi awan. Tantangan bagi lulusan vokasi adalah untuk mengikuti perkembangan teknologi ini dan memperbarui keterampilan mereka agar relevan dengan permintaan industri yang terus berubah.

2. Automatisasi dan Penggantian Pekerjaan: Perkembangan teknologi juga berdampak pada otomatisasi pekerjaan. Beberapa pekerjaan yang dulunya dilakukan oleh tenaga kerja manusia kini dapat digantikan oleh mesin atau perangkat lunak. Lulusan vokasi perlu siap menghadapi kemungkinan penggantian pekerjaan dan menyesuaikan keterampilan mereka untuk pekerjaan yang membutuhkan kemampuan yang lebih kompleks.

3. Keahlian Digital: Dalam era Revolusi Industri 4.0, keahlian digital menjadi sangat penting. Lulusan vokasi harus memiliki pemahaman yang baik tentang literasi digital, analisis data, pemrograman, keamanan siber, dan teknologi terkait lainnya. Tantangan bagi lulusan vokasi adalah untuk menguasai keterampilan digital ini agar dapat bersaing dalam pasar kerja yang semakin digital.

4. Keterampilan Berkelanjutan: Perubahan teknologi dan kebutuhan industri yang berkembang menuntut lulusan vokasi untuk terus mengembangkan keterampilan mereka sepanjang karir. Tantangan ini melibatkan sikap belajar sepanjang hayat, kemampuan untuk mengikuti perkembangan terbaru, dan kesiapan untuk mengadaptasi perubahan dalam pekerjaan mereka.

5. Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif: Dalam lingkungan kerja yang kompleks dan berubah dengan cepat, lulusan vokasi perlu memiliki kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Mereka harus dapat menganalisis situasi, mengidentifikasi masalah, dan menghasilkan solusi inovatif. Tantangan bagi lulusan vokasi adalah untuk mengembangkan keterampilan ini melalui pendidikan dan pengalaman praktis.

6. Kolaborasi dan Keterampilan Komunikasi: Revolusi Industri 4.0 mendorong kerja tim dan kolaborasi antara berbagai disiplin ilmu dan fungsi. Lulusan vokasi harus mampu bekerja dalam tim lintas disiplin, berkomunikasi dengan efektif, dan membangun hubungan kerja yang kuat. Tantangan ini melibatkan pengembangan keterampilan interpersonal dan kemampuan untuk bekerja secara sinergis dengan orang lain.

7. Etika dan Tanggung Jawab Digital: Dalam era digital, lulusan vokasi juga perlu memiliki kesadaran etika dan tanggung jawab digital. Mereka harus mengerti dan menerapkan prinsip-prinsip privasi, keamanan data, dan etika dalam penggunaan teknologi. Tantangan ini melibatkan pemahaman tentang dampak sosial dan etika penggunaan teknologi.

 

Untuk menghadapi tantangan ini, lulusan vokasi perlu mengadopsi pendekatan yang proaktif terhadap pembelajaran dan pengembangan diri. Mereka perlu terbuka terhadap perubahan, siap belajar secara kontinu, dan menggabungkan keterampilan teknis dengan keterampilan lunak yang diperlukan dalam dunia kerja yang berkembang pesat. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/DOb7-dX4zEg?feature=share

 


Dalam pemaparan narasumber Prof. Dr. Ir. Ivan Hanafi, S.T., M.Pd. (Dosen Vokasi Universitas Negeri Jakarta – UNJ) menjelaskan tentang Pendidikan Vokasi: Peluang dan Tantangan di Era Digital. Pendidikan vokasi memiliki peluang dan tantangan yang unik di era digital. Berikut ini adalah beberapa peluang dan tantangan yang dihadapi dalam pendidikan vokasi di era digital.

Peluang:

1. Relevansi dengan Kebutuhan Industri: Era digital membawa perubahan besar dalam tuntutan industri. Pendidikan vokasi dapat mengambil peluang ini untuk memastikan program-program mereka relevan dengan kebutuhan industri yang berkembang. Dengan memperbarui kurikulum dan mengintegrasikan keterampilan digital, pendidikan vokasi dapat mempersiapkan lulusan yang siap menghadapi tantangan dunia kerja yang semakin digital.

2. Akses ke Sumber Daya Digital: Era digital membuka akses yang luas terhadap sumber daya pembelajaran digital. Pendidikan vokasi dapat memanfaatkan platform pembelajaran online, kursus daring, dan sumber daya digital lainnya untuk memberikan pembelajaran yang lebih kaya dan beragam kepada siswa. Ini juga memungkinkan akses ke materi pembelajaran yang terus diperbarui dan berkualitas tinggi.

3. Pengembangan Keterampilan Digital: Pendidikan vokasi dapat memainkan peran penting dalam mengembangkan keterampilan digital siswa. Dengan fokus pada literasi digital, pemrograman, analisis data, keamanan siber, dan teknologi terkait lainnya, pendidikan vokasi dapat membekali siswa dengan keterampilan yang relevan dengan permintaan industri di era digital.

4. Kemitraan dengan Industri: Era digital memungkinkan kolaborasi yang lebih erat antara lembaga pendidikan vokasi dan industri. Melalui kemitraan, pendidikan vokasi dapat memperoleh wawasan industri yang berharga, menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan nyata, dan menyediakan kesempatan praktik kerja atau magang bagi siswa. Ini membantu memastikan bahwa lulusan vokasi memiliki keterampilan yang sesuai dengan permintaan industri.

Tantangan :

1. Kecepatan Perubahan Teknologi: Perkembangan teknologi di era digital berlangsung dengan cepat. Tantangan bagi pendidikan vokasi adalah menjaga kecepatan dengan perubahan ini dan memperbarui kurikulum serta metode pengajaran mereka secara teratur. Hal ini memerlukan sumber daya yang cukup, pelatihan bagi pendidik, dan fleksibilitas dalam mengadaptasi perubahan teknologi.

2. Akses dan Kesenjangan Digital: Meskipun era digital membawa peluang akses yang lebih luas, masih ada kesenjangan akses digital di berbagai wilayah dan komunitas. Tantangan bagi pendidikan vokasi adalah memastikan akses yang adil dan inklusif terhadap sumber daya digital bagi semua siswa. Langkah-langkah harus diambil untuk mengatasi kesenjangan digital dan memastikan bahwa semua siswa memiliki kesempatan yang sama dalam mendapatkan pendidikan vokasi yang berkualitas.

3. Pembaruan Kurikulum dan Pelatihan Pendidik: Dalam menghadapi perubahan teknologi dan kebutuhan industri yang berkembang, pendidikan vokasi perlu memperbarui kurikulum mereka secara teratur. Hal ini memerlukan pemahaman mendalam tentang tren industri, kemitraan dengan industri, dan pelatihan yang diperlukan bagi pendidik agar mereka dapat memberikan pembelajaran yang relevan dan mutakhir.

4. Keterampilan Lain yang Diperlukan: Selain keterampilan digital, lulusan pendidikan vokasi juga perlu memiliki keterampilan lunak seperti keterampilan komunikasi, kerja tim, kreativitas, dan kepemimpinan. Tantangan bagi pendidikan vokasi adalah mengintegrasikan pengembangan keterampilan lunak ini dalam program-program mereka untuk mempersiapkan lulusan yang komprehensif dan siap untuk dunia kerja yang kompleks.

 

Dalam menghadapi peluang dan tantangan ini, penting bagi pendidikan vokasi untuk terus beradaptasi, berinovasi, dan menjalin kemitraan yang kuat dengan industri untuk memastikan relevansi dan kualitas pendidikan vokasi di era digital yang terus berkembang. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/DOb7-dX4zEg?feature=share

 


Dalam pemaparan narasumber Hartatik, S.SI., M.SI. (Dosen Fakultas Vokasi Universitas Sebelas Maret Surakarta – UNS) menjelaskan tentang Peran Teknologi Informasi dan Vocational Skills dalam Transformasi Digital di Era Revolusi Industri 4.0. sumber daya manusia yang dibutuhkan bukan saja mereka yang memiliki pengetahuan mumpuni, melainkan juga yang memiliki soft skills seperti disiplin tinggi dan kemampuan menghadapi tekanan, kreativitas, kemampuan berkolaborasi dan bekerja dalam tim, communication skills, problem solving skills, critical thinking, kempauan literasi digital dan penguasaan teknologi.

 

Dalam perkembangan zaman di era Revolusi Industri 4.0 perkembangan teknologi digital mengalami peningkatan yang sangat pesat. Inovasi dan kecanggihan yang terus dikembangkan akan sangat membantu kehidupan manusia. Kehidupan manusia di era selalu terhubung dengan teknologi, Teknologi telah mempengaruhi dan mengubah manusia dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga kehidupan masyarakat Indonesia saat ini tidak terlepas dari teknologi digital.

 

Sebelum kita membahas Revolusi Industri 4.0, sebaiknya kita kembali memahami apa itu Industri. Perlu diingatkan bawah “Industri” tidak sama dengan Pabrik/Manufacturing. Industri itu adalah satu kesatuan ekosistem untuk menghasilkan produk sampai produk itu diterima oleh konsumennya. Jadi industri itu terdiri dari banyak pihak dan system seperti supplier, pabrik, logistik, bahan baku, RnD, regulasi, fasilitas dan konsumen. Jadi, membangun industri tidak sama dengan membangun pabrik. Misalkan, industri mie instant, maka akan ada pusat bahan baku, storage, supplier, customer, karyawan, pasar, teknologi dan resources lainya yang akan membentuk satu industri.

 

Nah, sekarang tambahkan kata revolusi di depannya. Ditambah revolusi kalau kita melihat ada perubahan cepat dan mendasar. Revolusi yang pertama adalah perubahan cara produksi di pabrik-pabrik abad 18 dari manual ke mesin-mesin yang digerakan tenaga uap lalu revolusi ke 2, 3 dan sekarang revolusi industri 4.0.

 

Perubahan yang disebut Revolusi industri ke 4 ditandai dengan Model Kolaborasi. Jadi industri sekarang makin produktif, efficient, customized, dengan cara kolaborasi pelaku industri dengan cara Data Exchange dan bantuan teknologi seperti IoT, Online, Robotic, dst.. Dengan model kolaborasi, pabrik bisa tersebar dibanyak tempat, dan bisa berkolaborasi dengan pihak lain walaupun beda yang punya. Mereka terkoneksi secara otomatis. Malah mesin mereka bisa bekerja mandiri dibantu robot-robot dan hanya produksi sebanyak pesanan.

 

Peran Vokasi dalam Menciptakan Lulusan. Pendidikan vokasi di Indonesia tidak hanya sebagai penyuplai tenaga kerja, tetapi juga jadi mitra dalam menciptakan teknologi. Dengan ekosistem kemitraan dunia pendidikan vokasi dengan industri, hal itu diharapkan mendukung terwujudnya Indonesia 4.0 dalam teknologi baru dan memacu daya saing industri. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/DOb7-dX4zEg?feature=share

 


Dalam pemaparan narasumber Sukirman (Ketua Umum Perkumpulan Komunitas Industri dan Vokasi Indonesia – PERKIVI) menjelaskan tentang Optimalisasi Keterserapan Pendidikan Vokasi. Untuk mengoptimalkan keterserapan pendidikan vokasi, berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:

1. Keterhubungan dengan Industri: Penting bagi lembaga pendidikan vokasi untuk menjalin kemitraan yang erat dengan industri terkait. Hal ini memungkinkan mereka untuk memahami kebutuhan dan permintaan tenaga kerja dari industri tersebut. Dengan berkomunikasi secara aktif dengan perusahaan, lembaga pendidikan vokasi dapat memperbarui kurikulum mereka sesuai dengan kebutuhan industri, menyelenggarakan magang, kunjungan industri, atau program kerja sama lainnya. Keterlibatan industri juga dapat membantu dalam penempatan lulusan ke pekerjaan yang relevan.

2. Pengembangan Keterampilan yang Dibutuhkan: Lembaga pendidikan vokasi harus memastikan bahwa program-program mereka mencakup keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan dan permintaan pasar kerja. Ini melibatkan memantau tren industri, berkolaborasi dengan pakar industri, dan memperbarui kurikulum secara teratur. Keterampilan digital, keterampilan teknis terkait industri tertentu, dan keterampilan lunak yang diperlukan untuk sukses di tempat kerja harus menjadi fokus utama dalam pendidikan vokasi.

3. Pemberian Pelatihan dan Sertifikasi yang Diakui: Memberikan pelatihan yang relevan dan sertifikasi yang diakui oleh industri adalah langkah penting dalam meningkatkan keterserapan pendidikan vokasi. Sertifikasi industri memberikan legitimasi kepada lulusan dan meningkatkan peluang mereka untuk mendapatkan pekerjaan. Lembaga pendidikan vokasi perlu menjalin kerjasama dengan badan sertifikasi industri atau organisasi profesional terkait untuk memastikan bahwa lulusan mereka memenuhi standar yang diakui secara luas.

4. Rujukan Pekerjaan dan Pemagangan: Lembaga pendidikan vokasi dapat membangun jaringan yang kuat dengan perusahaan dan organisasi tempat lulusan dapat ditempatkan. Program pemagangan atau magang dapat membantu siswa mendapatkan pengalaman kerja yang berharga dan membangun jaringan profesional sebelum mereka lulus. Selain itu, lembaga pendidikan vokasi dapat menyediakan rujukan kerja kepada lulusan mereka dan membantu mereka dalam pencarian pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan dan minat mereka.

5. Pembinaan Karir: Penting bagi lembaga pendidikan vokasi untuk menyediakan dukungan pembinaan karir kepada siswa mereka. Ini termasuk memberikan informasi tentang peluang karir, membantu siswa mempersiapkan diri untuk wawancara kerja, dan memberikan nasihat tentang pengembangan karir jangka panjang. Dengan memfasilitasi transisi siswa dari dunia pendidikan ke dunia kerja, lembaga pendidikan vokasi dapat meningkatkan keterserapan lulusan mereka.

6. Evaluasi dan Umpan Balik: Proses evaluasi dan umpan balik terhadap kurikulum, pengajaran, dan hasil pendidikan sangat penting untuk meningkatkan kualitas dan keterserapan pendidikan vokasi. Melibatkan siswa, alumni, dan pihak industri dalam proses evaluasi dapat memberikan perspektif berharga untuk meningkatkan program-program pendidikan vokasi.

 

Dengan mengimplementasikan langkah-langkah ini, lembaga pendidikan vokasi dapat meningkatkan keterserapan lulusan mereka dan memastikan bahwa mereka memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/DOb7-dX4zEg?feature=share

TAG

Tidak ada tag yang tersedia