WEBINAR NASIONAL Kolaborasi Pendidikan Vokasi dan Industri dalam Menyiapkan SDM yang Memiliki Daya Saing

WEBINAR NASIONAL Kolaborasi Pendidikan Vokasi dan Industri dalam Menyiapkan SDM yang Memiliki Daya Saing

Semarang, 5 April 2023 Fakultas Studi Vokasi Universitas Sains dan Teknologi Komputer (Univeritas STEKOM) bekerjasama dengan Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Sekolah Vokasi Universitas Sebelas Maret (UNS), Politeknik Negeri Lampung, Politeknik Negeri Bandung, Perkumpulan Teacherpreneur Indonesia Cerdas (PTIC), STIE STEKOM, Perkumpulan Komunikasi Industri dan Vokasi Indonesia (PERKIVI) dan Toploker.com, Sukses dalam menyelenggarakan Webinar Nasional dengan tema Kolaborasi Pendidikan Vokasi dan Industri dalam Menyiapkan SDM yang Memiliki Daya Saing.


Acara Webinar Nasional Kolaborasi Pendidikan Vokasi dan Industri dalam Menyiapkan SDM yang Memiliki Daya Saing tersebut diselenggarakan Rabu, 5 April 2023 Pukul 13.00 s.d 16.00 WIB yang di laksanakan melalui Zoom Meeting dan You Tube Universitas Sains dan Teknologi Komputer (Universitas STEKOM) dan di hadiri oleh mahasiwa dan masyarakat umum.


Webinar Nasional ini Menghadirkan 5 Narasumber, narasumbernya yaitu I Putu Arta Wibawa, S.T., M.T., PhD. (Dosen Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya), Hartatik, S.Si., M.Si., M.Kom. (Dosen Sekolah Vokasi Universitas Sebelas Maret-UNS), Arif Makhsun, S.E., M.S.Ak. (Dosen Politeknik Negeri lampung), Drs. Haryadi, M.Sc., Ph.D. (Dosen Politeknik Negeri Bandung), dan Sukirman, S.Pd. (Ketua Umum PERKIVI)



Dalam pemaparan narasumber yang pertama I Putu Arta Wibawa, S.T., M.T., PhD. (Dosen Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya) menjelaskan tentang Membangun Kerjasama Mutualisme Pendidikan Vokasi dan Dudi.


Kerjasama mutualisme antara Pendidikan Vokasi dengan Dudi (Dunia Usaha dan Industri) merupakan langkah penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan vokasi dan membuka peluang kerja bagi lulusan vokasi. Berikut adalah beberapa cara untuk membangun kerjasama mutualisme antara Pendidikan Vokasi dan Dudi:

1. Menyusun Kurikulum yang Berbasis Industri: Pendidikan Vokasi harus mengembangkan kurikulum yang berbasis pada kebutuhan industri dan memperhatikan perkembangan teknologi terbaru. Dalam penyusunan kurikulum, Pendidikan Vokasi dapat melibatkan perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor industri yang terkait.

2. Menyelenggarakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dan Magang: Pendidikan Vokasi dapat menyelenggarakan program PKL dan magang untuk memberikan pengalaman praktis dan langsung kepada siswa. Dalam hal ini, Dudi dapat membantu menyediakan tempat magang dan memberikan bimbingan praktis.

3. Menyelenggarakan Pelatihan dan Workshop: Pendidikan Vokasi dan Dudi dapat menyelenggarakan pelatihan dan workshop bersama untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan siswa dalam bidang yang dibutuhkan oleh industri.

4. Mengadakan Pertukaran Tenaga Kerja: Pendidikan Vokasi dapat membantu menyediakan tenaga kerja untuk industri melalui program pertukaran tenaga kerja. Dalam hal ini, siswa lulusan vokasi dapat ditempatkan di perusahaan yang terkait dengan bidang studi mereka dan industri juga dapat mengirimkan staf mereka untuk mengajar di Pendidikan Vokasi.

5. Membangun Jaringan Kerja yang Kuat: Pendidikan Vokasi dan Dudi dapat membentuk jaringan kerja yang kuat untuk saling mendukung dan berbagi informasi tentang kebutuhan industri, tren, dan inovasi.


Dengan membangun kerjasama mutualisme antara Pendidikan Vokasi dan Dudi, diharapkan akan tercipta lulusan vokasi yang berkualitas dan siap bekerja di industri yang terkait, sehingga dapat membuka peluang kerja dan mendorong pertumbuhan industri yang lebih baik. Penjelasan lebih lengkakpnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/MbowkzTkJRs?feature=share



Dalam pemaparan narasumber yang kedua Hartatik, S.Si., M.Si., M.Kom. (Dosen Sekolah Vokasi Universitas Sebelas Maret-UNS) menjelaskan tentang Implementasi Kurikulum Berbasis Iduka.


Peran MBKM dalam peningkatan kompetensi mahasiswa. Dalam proses pembelajarahnnya, vokasi meliputi penendidikan Diploma (Diploma 1, Diploma 2, Diploma 3, dan Diploma 4) yang setara dengan Pendidikan akademik strata 1 atau S1. Keunggulan pendidikab tinggi Vokasi jika dibandingkan dengan Pendidikan tinggi akademik meliputi keberadaan beberapa hal berikut : Teaching Factory, link & masct praktik, program magang bersertifikat, dan peneraan project based learning. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/MbowkzTkJRs?feature=share



Dalam pemaparan narasumber yang ketiga Drs. Haryadi, M.Sc., Ph.D. (Dosen Politeknik Negeri Bandung) menjelaskan tentang Ekosistem Inovasi melalui Kolaborasi PT Vokasi dan Industri.


Swiss negara paling inovatif di tahun 2022, menempati urutan pertama pada indeks ini dengan skor sebesar 64,6, kemudian disusul oleh Amerika Serikat dengan skor 61,8, dan Swedia dengan skor 61,6. Indonesia urutan ke 75 pada peringkat global dengan skor 27,9. Indonesa berada di bawah beberapa negeri ASEAN lainnya yakni di bawah Malaysia, Filipina, Viernam, Thailand, dan juga Singapura yang menduduki urutan kedua di Kawasan regional.


Ekosistem Inovasi : sebuah set dimana terdapat aktor-aktor, kegiatan,  artefak, institusi-institusi yang saling terhubung yang senantiasa berkambang dan penting bagi proses inovasi dari satu aktor atau populasi tertentu. Ekosistem inovasi yang kondusif memungkinkan terjadinya jejaring kerja sama inovasi di antara seluruh komponen untuk menghasilkan dan memanfaatkan karya-karya inovasi itu sendiri. Pendidikan dan riset, infrastruktur, kemarangan pasar/bisnis serta sumber daya manusia yang ahli dan terampil dalam berinovasi, menjadi faktor penting yang harus disiapkan secara menyeluruh. Cara memperlakukan inovasi sebagai suatu sistem dan bukan ekosistem yang menjadi kendala dikarenakan inovasi bekerja seperti silo-silo yang bekerja secara terpisah. Contoh : Kuantitas publikasi yang meningkat (60% indicator yang berada di WCU) namun keterkaitkan inovasi dengan industri relatif rendah. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/MbowkzTkJRs?feature=share



Dalam pemaparan narasumber yang keempat Arif Makhsun, S.E., M.S.Ak. (Dosen Politeknik Negeri lampung) menjelaskan tentang Kolaborasi PT Vokasi dengan Mitra & Industri di Lampung. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/MbowkzTkJRs?feature=share



Dalam pemaparan narasumber yang kelima Sukirman, S.Pd. (Ketua Umum PERKIVI) menjelaskan tentang Tantangan Tranformasi Pendidikan Tinggi (dalam Perspektif Pengelolaan Pendidikan)

 

Transformasi pendidikan tinggi adalah proses perubahan dalam sistem dan struktur pendidikan tinggi untuk meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan tinggi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri. Namun, transformasi pendidikan tinggi juga memiliki beberapa tantangan yang perlu dihadapi dalam perspektif pengelolaan pendidikan. Beberapa tantangan tersebut antara lain:

1. Keterbatasan Sumber Daya. Keterbatasan sumber daya menjadi salah satu tantangan besar dalam transformasi pendidikan tinggi. Terkadang, pengelola pendidikan harus berhadapan dengan anggaran terbatas, jumlah tenaga pengajar yang kurang memadai, dan keterbatasan infrastruktur pendidikan. Oleh karena itu, pengelola pendidikan perlu mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang tersedia dan mencari cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan sumber daya yang ada.

2. Pemenuhan Standar Akreditasi. Standar akreditasi menjadi hal yang penting dalam menjaga kualitas pendidikan tinggi. Namun, pemenuhan standar akreditasi seringkali memerlukan sumber daya dan waktu yang cukup banyak. Pengelola pendidikan perlu menemukan keseimbangan antara pemenuhan standar akreditasi dan meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan.

3. Teknologi dan Inovasi. Teknologi dan inovasi menjadi penting dalam menjawab tantangan transformasi pendidikan tinggi. Pengelola pendidikan perlu mengikuti perkembangan teknologi dan memanfaatkannya untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Namun, terkadang implementasi teknologi dan inovasi juga memerlukan biaya yang cukup besar.

4. Persaingan Global. Pendidikan tinggi kini bersaing secara global. Pengelola pendidikan perlu menjaga kualitas pendidikan dan memenuhi standar internasional agar dapat bersaing di tingkat global. Namun, tantangan dalam menjaga kualitas pendidikan dan memenuhi standar internasional juga dapat menjadi hambatan dalam transformasi pendidikan tinggi.

5. Perubahan Lingkungan. Lingkungan sosial, ekonomi, dan politik yang terus berubah dapat memengaruhi transformasi pendidikan tinggi. Pengelola pendidikan perlu memantau perubahan-perubahan tersebut dan menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut untuk menjaga relevansi dan kualitas pendidikan tinggi.

 

Untuk mengatasi tantangan dalam transformasi pendidikan tinggi, pengelola pendidikan perlu mengadopsi pendekatan yang fleksibel, adaptif, dan terus-menerus mengikuti perkembangan zaman. Pengelola pendidikan juga perlu bekerja sama dengan semua pihak yang terlibat dalam pendidikan, termasuk mahasiswa, tenaga pengajar, dan industri, serta terus-menerus berinovasi dalam menyediakan pendidikan yang berkualitas dan relevan. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/MbowkzTkJRs?feature=share