
Semarang, 21 Desember 2023 Progdi S1 Bisnis
Universitas Sains dan Teknologi Komputer (Universitas STEKOM) bekerja sama
dengan Fakultas Ekonomi dan Manajemen - Institut Pertanian Bogor, Fakultas
Ekonomi & Bisnis - Universitas Islam Bandung, Fakultas Ekonomi dan Bisnis -
Universitas Mataram NTB, Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Mercu Buana
Yogyakarta, Fakultas Ekonomi & Bisnis - Trilogi Jakarta, Fakultas Bisnis
dan Ekonomika Universitas Surabaya, Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas
Pertamina Jakarta, Universitas Internasional Semen Indonesia Gresik,Fakultas
Ekonomi - Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta, Perkumpulan
Komunitas Industri dan Vokasi Indonesia (PERKIVI), Perkumpulan Teacherpreneur
Indonesia Cerdas (PTIC) dan https://www.Toploker.com, Sukses dalam menyelenggarakan Webinar Nasional dengan tema Entrepreneurship di Era Society 5.0.
Acara Webinar Nasional Entrepreneurship di Era Society 5.0 tersebut
diselenggarakan Kamis, 21 Desember 2023 Pukul 13.00 s.d 16.00 WIB yang di laksanakan melalui Zoom Meeting dan You
Tube Universitas Sains dan Teknologi Komputer (Universitas STEKOM) dan di
hadiri oleh mahasiwa dan masyarakat umum.
Webinar Nasional ini Menghadirkan 10 Narasumber, narasumbernya yaitu Dr.
Etriya, S.P., M.M. (Dosen FEM IPB Bogor), Rezi Muhamad Taufik Permana, S.E.,
M.A.B. (Dosen FEB UNISBA Bandung), Prof. Dr. Abdul Azis Bagis, M.S. (Dosen FEB
UNRAM NTB), Djaelani Susanto, S.Kom., M.M. (Dosen FEB Mercu Buana Yogyakarta), Dr.
Nurul Aisyah (Dosen FEB Trilogi Jakarta), Dr. Deddy Marciano, S.E., M.M., CSA.,
CBC. (Dosen FBE UBAYA Surabaya), Dr. Dewi Hanggraeni, S.E., M.B.A. (Dekan FEB
Univ. Pertamina Jakarta), Rosa Rilantiana, S.E., M.M. (Dosen UISI Gresik), Dika
Prawita, S.Sos., M.M (FE UST Yogyakarta), dan Wibi Ardi Alvianto, M.Pd. (Dosen
Universitas STEKOM).
Dalam pemaparan narasumber, Dr. Etriya, S.P., M.M. (Dosen FEM IPB Bogor)
menjelaskan tentang Identifying Entrepreneurial Opportunities on Society 5.0. Society
5.0 adalah konsep yang dikembangkan oleh pemerintah Jepang untuk menggambarkan
masyarakat berbasis teknologi tinggi yang memanfaatkan revolusi industri
keempat (Industri 4.0) dan teknologi informasi untuk meningkatkan kesejahteraan
manusia. Dalam konteks ini, ada berbagai peluang wirausaha yang dapat
diidentifikasi:
1. Teknologi Cerdas (Artificial Intelligence dan Machine Learning): Pengembangan
solusi AI untuk meningkatkan efisiensi dalam berbagai sektor seperti
manufaktur, kesehatan, pendidikan, dan transportasi. Implementasi sistem machine learning untuk analisis data besar dan
pengambilan keputusan cerdas.
2. Internet of Things (IoT): Inovasi dalam pengembangan perangkat IoT untuk
memantau dan mengontrol berbagai aspek kehidupan sehari-hari, seperti rumah
pintar, kota pintar, dan industri pintar. Pengembangan solusi IoT untuk
meningkatkan efisiensi energi dan pengelolaan sumber daya.
3. Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR): Pengembangan aplikasi
AR dan VR untuk pendidikan, pelatihan, dan hiburan. Integrasi teknologi ini
dalam sektor kesehatan untuk diagnosis dan perawatan.
4. Energi Terbarukan dan Efisiensi Energi: Pengembangan solusi untuk
meningkatkan efisiensi energi dan penggunaan energi terbarukan. Inovasi dalam
penyimpanan energi dan pengelolaan jaringan listrik yang cerdas.
5. Teknologi Kesehatan Digital: Pengembangan aplikasi kesehatan digital,
perangkat pelacakan kesehatan, dan telemedicine. Pemanfaatan data kesehatan
untuk diagnosis dini dan pengelolaan penyakit.
6. Pendidikan Berbasis Teknologi: Pengembangan platform pendidikan online
dan alat pembelajaran berbasis teknologi. Integrasi teknologi seperti AI dan VR
dalam pembelajaran.
7. Keamanan Siber: Pengembangan solusi keamanan siber untuk melindungi data
pribadi dan bisnis. Inovasi dalam deteksi dini ancaman siber dan respons cepat
terhadap serangan.
8. Robotika dan Automasi: Penerapan robotika dan otomatisasi dalam proses
produksi dan layanan. Pengembangan robot untuk membantu tugas-tugas rumah
tangga dan pekerjaan fisik berat.
9. Ekonomi Berbagi (Sharing Economy): Pengembangan platform berbagi ekonomi
untuk berbagai layanan, seperti transportasi, akomodasi, dan pekerjaan lepas. Inovasi
dalam model bisnis berbasis berbagi untuk meningkatkan efisiensi sumber daya.
10. Pertanian Berbasis Teknologi: Penerapan teknologi sensor dan IoT dalam
pertanian untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Pengembangan solusi
cerdas untuk pengelolaan sumber daya pertanian.
Penting untuk diingat bahwa peluang wirausaha dalam Society 5.0 sangat
tergantung pada inovasi dan kebutuhan lokal. Wirausahawan perlu memahami tren
teknologi, mengidentifikasi kebutuhan masyarakat, dan mencari solusi yang dapat
meningkatkan kualitas hidup dan keberlanjutan. Penjelasan lebih lengkapnya bisa
tonton di https://www.youtube.com/live/q93FT_Zqbos?si=wenA6Ggr_ni4xUBW
Dalam pemaparan narasumber, Rezi Muhamad Taufik Permana, S.E., M.A.B.
(Dosen FEB UNISBA Bandung) menjelaskan tentang Courage to Innovate: The Key to
Building Entreoreneurship in the Era of Sicuety 5.0. Keberanian berinovasi menjadi kunci utama dalam membangun entrepreneurship
di era Society 5.0. Dalam konteks masyarakat berbasis teknologi tinggi ini,
inovasi adalah pendorong utama pertumbuhan ekonomi, perkembangan sosial, dan
peningkatan kualitas hidup. Berikut adalah beberapa poin yang menjelaskan
mengapa keberanian berinovasi sangat penting dalam membangun entrepreneurship
di era Society 5.0:
1. Adaptasi Terhadap Perubahan Teknologi: Teknologi berkembang dengan cepat
dalam Society 5.0. Keberanian berinovasi memungkinkan wirausahawan untuk
beradaptasi dengan perubahan teknologi, menjadikan mereka pemimpin dalam
mengimplementasikan solusi baru dan memanfaatkan peluang yang muncul.
2. Penciptaan Solusi Berbasis Teknologi: Wirausahawan yang berani untuk
berinovasi cenderung menciptakan solusi berbasis teknologi yang dapat
memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Ini mencakup pengembangan aplikasi,
perangkat cerdas, dan sistem berbasis data untuk memecahkan masalah yang ada.
3. Peningkatan Efisiensi dan Produktivitas: Inovasi memungkinkan
implementasi teknologi yang dapat meningkatkan efisiensi operasional dan
produktivitas. Wirausahawan yang berani mencari cara-cara baru untuk melakukan
bisnis, menghemat waktu dan sumber daya, serta meningkatkan kinerja secara
keseluruhan.
4. Respons Terhadap Tantangan Global: Society 5.0 dihadapkan pada tantangan
global seperti perubahan iklim, kesehatan global, dan ketidaksetaraan.
Keberanian berinovasi memungkinkan wirausahawan untuk merespons secara proaktif
terhadap tantangan ini dengan menciptakan solusi berkelanjutan dan berdampak
positif.
5. Pengembangan Model Bisnis Baru: Inovasi dapat mendorong pengembangan
model bisnis baru yang lebih efektif dan berkelanjutan. Wirausahawan yang
berani dapat mengeksplorasi cara-cara baru untuk memberikan nilai kepada
pelanggan, termasuk melalui model bisnis berbagi, langganan, atau as a service.
6. Pembangunan Ekosistem Kewirausahaan: Keberanian berinovasi juga
melibatkan kolaborasi dengan pemangku kepentingan lain, seperti pemerintah,
universitas, dan perusahaan lain. Wirausahawan perlu berinovasi dalam membentuk
ekosistem yang mendukung pertumbuhan kewirausahaan.
7. Menghadapi Risiko
dengan Bijak: Inovasi selalu melibatkan risiko, tetapi keberanian berinovasi
juga berarti mengelola risiko dengan bijak. Wirausahawan perlu memiliki
strategi untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengelola risiko dengan tujuan
mencapai keberhasilan jangka panjang.
8. Kesadaran Akan Keberlanjutan: Inovasi di Society 5.0 juga perlu mencakup
aspek keberlanjutan. Wirausahawan yang berani dapat mencari solusi yang tidak
hanya menguntungkan bisnis mereka tetapi juga memberikan dampak positif pada
lingkungan dan masyarakat.
9. Peningkatan Daya Saing Global: Wirausahawan yang berani berinovasi dapat
meningkatkan daya saing global bagi perusahaan dan produk mereka. Membangun
solusi yang unik dan efektif dapat membawa keunggulan kompetitif di pasar
global.
Dengan memiliki keberanian berinovasi, wirausahawan dapat memainkan peran
kunci dalam mendorong transformasi positif dalam masyarakat, menciptakan
lapangan kerja, dan memberikan kontribusi pada perkembangan ekonomi yang
berkelanjutan. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/q93FT_Zqbos?si=bUGCwyc_ETIY3ptd
Dalam pemaparan narasumber, Prof. Dr. Abdul Azis Bagis, M.S. (Dosen FEB
UNRAM NTB) menjelaskan tentang to be Entrepreneur Menjawab Tantangan Era
Society 5.0. Menjadi seorang entrepreneur yang berhasil dalam menghadapi
tantangan era Society 5.0 membutuhkan kombinasi keterampilan, sikap mental, dan
pemahaman yang mendalam tentang tren teknologi dan kebutuhan masyarakat.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil oleh seorang entrepreneur
untuk menjawab tantangan di era Society 5.0:
1. Pemahaman Mendalam tentang Teknologi: Tingkatkan pemahaman tentang
teknologi terkini seperti kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT),
blockchain, dan teknologi lainnya yang mendorong Society 5.0. Ketahui cara
mengintegrasikan teknologi ini ke dalam model bisnis.
2. Keberanian Berinovasi: Jadilah orang yang berani untuk berinovasi. Cari
peluang untuk menciptakan solusi baru, baik melalui pengembangan produk,
layanan, atau model bisnis yang menggabungkan teknologi terkini.
3. Kemampuan Adaptasi: Era Society 5.0 ditandai oleh perubahan yang cepat.
Beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan teknologi, tren pasar, dan
kebutuhan pelanggan menjadi keterampilan kritis. Jadilah fleksibel dan terbuka
terhadap perubahan.
4. Fokus pada Pemecahan Masalah: Identifikasi masalah di masyarakat dan
fokuslah pada menciptakan solusi yang efektif. Berorientasi pada pemecahan
masalah akan memberikan nilai tambah dan membedakan bisnis Anda di pasar.
5. Kolaborasi dan Jaringan: Bangun kolaborasi dengan pemangku kepentingan
lain, termasuk perusahaan teknologi, universitas, dan pemerintah. Kerjasama
dapat memperluas sumber daya, pengetahuan, dan peluang.
6. Pentingnya Data dan Analisis: Manfaatkan kekuatan data untuk mendapatkan
wawasan mendalam tentang pelanggan, tren pasar, dan kebutuhan masyarakat.
Pengambilan keputusan berbasis data dapat meningkatkan akurasi strategi bisnis
Anda.
7. Kesadaran Lingkungan dan Keberlanjutan: Pertimbangkan dampak lingkungan
dan sosial dari bisnis Anda. Memiliki kesadaran akan keberlanjutan dapat
menarik pelanggan yang semakin peduli dengan isu-isu ini.
8. Pengembangan Keterampilan Soft: Selain keterampilan teknis, kembangkan
keterampilan soft seperti kepemimpinan, komunikasi, dan resolusi masalah.
Keterampilan ini penting untuk membangun hubungan yang kuat dengan tim,
pelanggan, dan mitra bisnis.
9. Fokus pada Pengalaman Pelanggan: Prioritaskan pengalaman pelanggan.
Dalam era Society 5.0, di mana konektivitas dan kecerdasan buatan memainkan
peran besar, memberikan pengalaman pelanggan yang baik dapat menjadi keunggulan
kompetitif.
10. Keterlibatan dalam Komunitas dan Pemberdayaan Masyarakat: Terlibatlah
dalam kegiatan yang mendukung komunitas dan memberdayakan masyarakat. Ini tidak
hanya dapat meningkatkan citra bisnis Anda tetapi juga menciptakan dampak
positif pada lingkungan sekitar.
Dengan menggabungkan inovasi, adaptasi, kolaborasi, dan kesadaran akan
dampak sosial, seorang entrepreneur dapat menjadi agen perubahan positif di era
Society 5.0. Selain itu, teruslah belajar dan mengikuti perkembangan teknologi
serta kebutuhan pasar untuk tetap relevan dan kompetitif. Penjelasan lebih
lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/q93FT_Zqbos?si=mgsADGxlOC1HhkDA
Dalam pemaparan narasumber, Djaelani Susanto, S.Kom., M.M. (Dosen FEB Mercu
Buana Yogyakarta) menjelaskan tentang Transformasi Kewirausahaan dengan Digital
Marketing di Era Society 5.0. Socirty 5.0 adalah konsep yang berasal dari
jepang dan mencerminkan evolusi masyarakat menuju era baru yang diilhami oleh
teknologi. Konsep ini diperkenalkan oleh pemerintah jepang sebagai visi untuk
masyarakat masa depan yang diarahkan oleh inovasi teknologi. Socirty 5.0
menandakan evolusi dari masyarakat berbasis industri (Socirty 4.0) menju masyarakat
berbasis informasi yang lebih terintegrasi dengan teknologi cerdas.
Konteks Era Socirty 5.0 . berikut adalah penjelasan singkat tentang Society
5.0:
1. Konvergensi Manusia dan Teknologi: Socirty 5.0 menekankan pada integrasi
yang lebih erat antara manusia dan teknologi.
2. pemecahan masalah sosial: fakus utama society 5.0 adalah menyelesaikan
berbagai masalah sosial dan tantangan global, seperti perubahan iklim,
ketidaksetaraan, dan penuaan penduduk.
3. pemanfaatan data dan kecerdasan buatan: society 5.0 mengandalkan penggunaan
data besar (Big data) dan kecerdasan buatan untuk menganalisis informasi secara
mendalam.
4. fleksibilitas dan koneksi yang lebih baik: dalam siciety 5.0, teknologi
mendukung mobilitas dan koneksi yang lebih baik antarindividu, perangkat, dan
system.
5. inovasi dan keberlanjutan: inovasi di bidang teknologi diarahkan untuk
menciptakan solusi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Peran digital marketing dalam transdormasi kewirausahaan. Digital marketing
memainkan peran yang sangat penting dalam transformasi kewirausahaan pada era
digital. Transformasi kewirausahaan mengacu pada perubahan signifikan dalam
cara perusahaan beroperasi, berinteraksi dengan pelanggan, dan mengelola bisnis
mereka secara keseluruhan. Berikut adalah peran kunci digital marketing dalan
transformasi kewirausahaan. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/q93FT_Zqbos?si=LmuMCSgp5W7hT1Hp
Dalam pemaparan narasumber, Dr. Nurul Aisyah (Dosen FEB Trilogi Jakarta)
menjelaskan tentang Research-Based Entrepreneurship in the 5.0 Era. Kewirausahaan
berbasis riset memainkan peran penting dalam era Society 5.0, di mana teknologi
informasi dan inovasi berperan besar dalam membentuk masyarakat berbasis
pengetahuan. Berikut adalah beberapa aspek kunci dari kewirausahaan berbasis
riset di era Society 5.0:
1. Penelitian dan Inovasi Teknologi: Fokus pada penelitian dan pengembangan
teknologi tinggi seperti kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT),
robotika, dan teknologi berbasis data untuk menciptakan solusi inovatif.
2. Kolaborasi dengan Pemangku Kepentingan: Kerjasama dengan universitas,
pusat riset, dan perusahaan teknologi untuk mendapatkan akses ke pengetahuan
terbaru dan sumber daya riset yang diperlukan.
3. Penerapan Hasil Riset dalam Bisnis: Menggabungkan hasil riset menjadi
produk, layanan, atau solusi yang dapat diimplementasikan dalam lingkungan
bisnis atau masyarakat. Memastikan bahwa riset memiliki aplikasi praktis dan
memberikan nilai tambah.
4. Pemanfaatan Big Data dan Analitika: Penggunaan big data dan analitika
untuk mengidentifikasi tren pasar, kebutuhan pelanggan, dan peluang inovatif.
Mengintegrasikan hasil analisis data ke dalam strategi bisnis.
5. Pengembangan Produk dan Layanan Unggulan: Memanfaatkan hasil riset untuk
mengembangkan produk atau layanan unggulan yang dapat bersaing di pasar global.
Menempatkan penelitian sebagai dasar keunggulan kompetitif.
6. Patent dan Hak Kekayaan Intelektual: Melibatkan diri dalam aktivitas
paten dan perlindungan hak kekayaan intelektual untuk melindungi inovasi yang
dihasilkan dari riset. Hal ini dapat meningkatkan daya tarik bagi investor dan
mitra bisnis.
7. Pengembangan Solusi Berkelanjutan: Fokus pada pengembangan solusi
berkelanjutan yang tidak hanya memberikan nilai ekonomi tetapi juga memiliki
dampak positif pada lingkungan dan masyarakat.
8. Keterlibatan dalam Proyek Kolaboratif: Berpartisipasi dalam
proyek-proyek riset kolaboratif yang melibatkan pemangku kepentingan dari
berbagai sektor. Kolaborasi ini dapat memperluas jaringan dan membantu
menyatukan pengetahuan lintas disiplin ilmu.
9. Inovasi dalam Proses Bisnis: Terapkan inovasi dalam proses bisnis,
termasuk rantai pasok dan manajemen operasional, untuk meningkatkan efisiensi
dan keberlanjutan.
10. Pengembangan Talenta Riset: Membangun tim yang terdiri dari peneliti
dan ahli riset yang berkomitmen untuk mencapai tujuan inovatif. Memberikan
dukungan dan fasilitas untuk pertumbuhan dan pengembangan karier mereka.
11. Antisipasi Terhadap Perubahan: Memahami tren riset dan teknologi
terkini serta memantau perubahan dalam kebutuhan pasar. Menyusun strategi
bisnis yang dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perkembangan baru.
12. Keterlibatan dalam Komunitas Riset: Berpartisipasi aktif dalam
komunitas riset dan industri terkait untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan
peluang kolaborasi.
Dengan menggabungkan riset dan kewirausahaan, para pengusaha dapat
menciptakan dampak positif di masyarakat, mengembangkan produk dan layanan
inovatif, serta menjadikan penelitian sebagai landasan keberlanjutan bisnis di
era Society 5.0. penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/q93FT_Zqbos?si=QalOw0ovuKPHmDtK
Dalam pemaparan narasumber, Dr. Deddy Marciano, S.E., M.M., CSA., CBC. (Dosen FBE UBAYA Surabaya) menjelaskan tentang Entrepreneurial
Leadership with Experiential Learning: Best Practice from Universitas Surabaya.
Kepemimpinan wirausaha yang mengintegrasikan Experiential Learning
(pembelajaran berbasis pengalaman) dapat menjadi landasan yang kuat untuk
mengembangkan keterampilan kepemimpinan yang praktis dan relevan. Berikut
adalah cara kepemimpinan wirausaha dapat ditingkatkan melalui experiential
learning:
1. Pendekatan Praktis: Experiential learning menekankan pada pengalaman
langsung, memungkinkan pemimpin wirausaha untuk belajar melalui tindakan dan
situasi dunia nyata. Ini membantu dalam pengembangan keterampilan kepemimpinan
yang dapat langsung diterapkan dalam konteks bisnis.
2. Siklus Pembelajaran Berkelanjutan: Experiential learning menciptakan
siklus pembelajaran berkelanjutan di mana pemimpin wirausaha terus belajar dari
pengalaman, merefleksikan tindakan mereka, dan menerapkan wawasan baru ke dalam
keputusan dan strategi mereka.
3. Penyelesaian Masalah Langsung: Pengalaman langsung memungkinkan
pemimpin wirausaha untuk menghadapi masalah dan tantangan langsung. Ini membantu mereka mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dan
kreativitas yang kritis dalam dunia bisnis yang dinamis.
4. Kemampuan Beradaptasi: Experiential learning memperkuat kemampuan
adaptasi pemimpin wirausaha dalam menghadapi perubahan dan ketidakpastian. Mereka belajar untuk beradaptasi dengan cepat terhadap situasi baru dan
mengubah strategi mereka sesuai kebutuhan.
5. Pengembangan Keterampilan Komunikasi: Melalui interaksi langsung dengan
orang-orang dan situasi, pemimpin wirausaha dapat mengembangkan keterampilan
komunikasi yang efektif. Ini termasuk kemampuan mendengarkan, memotivasi tim,
dan berkomunikasi dengan pemangku kepentingan.
6. Pembentukan Tim yang Kuat: Experiential learning memberikan kesempatan
bagi pemimpin wirausaha untuk memahami dinamika tim secara lebih mendalam dan
membangun keterampilan kepemimpinan yang diperlukan untuk membentuk dan
memelihara tim yang efektif.
7. Peningkatan Keputusan Strategis: Menghadapi keputusan-keputusan yang
nyata dan konsekuensial dalam konteks bisnis membantu pemimpin wirausaha untuk
memahami dampak pilihan strategis. Mereka belajar untuk mengambil keputusan
berbasis risiko dan berorientasi pada hasil.
8. Pembangunan Jaringan dan Hubungan: Melalui pengalaman langsung, pemimpin
wirausaha dapat membangun jaringan profesional dan hubungan bisnis yang kuat.
Ini dapat mendukung pertumbuhan bisnis dan memberikan akses ke sumber daya yang
berharga.
9. Kesadaran Diri dan Kepemimpinan: Experiential learning mendorong
refleksi diri, membantu pemimpin wirausaha memahami kekuatan dan kelemahan
mereka. Ini membentuk kesadaran diri yang penting untuk kepemimpinan yang
efektif.
10. Pengembangan Inovasi dan Kreativitas: Pengalaman praktis mendorong
pemimpin wirausaha untuk mencari solusi inovatif dan kreatif dalam menanggapi
tantangan bisnis. Mereka belajar untuk memandang kegagalan sebagai bagian dari
proses inovasi.
Melalui integrasi experiential learning dalam pengembangan kepemimpinan
wirausaha, individu dapat mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan menjadi
pemimpin yang mampu menghadapi kompleksitas dan dinamika dunia bisnis saat ini.
Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/q93FT_Zqbos?si=bH6NFNETGqTQtDu1
Dalam pemaparan narasumber, Rosa Rilantiana, S.E., M.M. (Dosen UISI Gresik)
menjelaskan tentang Kreativitas Meraih Potensi Inovasi di Era 5.0. Kreativitas
memiliki peran sentral dalam meraih potensi inovasi di era Society 5.0, yang
didorong oleh teknologi tinggi dan integrasi kecerdasan buatan dengan berbagai
aspek kehidupan. Berikut adalah beberapa cara kreativitas dapat menjadi
pendorong inovasi yang kuat:
1. Pemikiran Luas dan Interdisipliner: Kreativitas merangsang pemikiran
luas dan interdisipliner. Mendorong orang untuk mengintegrasikan ide-ide dari
berbagai bidang dapat menciptakan solusi inovatif yang tidak terpikirkan
sebelumnya.
2. Pembukaan Terhadap Keberagaman Ide: Menyediakan ruang untuk keberagaman
ide dan perspektif membuka pintu untuk pemikiran baru. Dalam lingkungan yang
mendukung kreativitas, setiap individu merasa dihargai dan diizinkan untuk
berkontribusi dengan cara unik mereka.
3. Penggunaan Alat Kreativitas: Memanfaatkan alat-alat kreativitas seperti
brainstorming, mind mapping, atau teknik desain thinking dapat membantu
merangsang pemikiran kreatif. Metode ini membantu dalam mengembangkan ide-ide
baru dan mengeksplorasi solusi yang berbeda.
4. Budaya Perusahaan yang Mendorong Kreativitas: Membangun budaya
perusahaan yang mendukung kreativitas dan inovasi sangat penting. Hal ini
mencakup memberikan kebebasan untuk berpikir, merangkul gagasan baru, dan
memahami bahwa kegagalan dapat menjadi bagian dari proses inovatif.
5. Pemberdayaan Karyawan: Pemberdayaan karyawan untuk menyumbangkan ide dan
merancang solusi inovatif dapat membuka potensi kreatif. Menciptakan platform
atau program yang mendorong partisipasi aktif dapat merangsang kreativitas di
seluruh organisasi.
6. Kolaborasi dan Pembelajaran Bersama: Kolaborasi dan pembelajaran bersama
memungkinkan individu untuk saling membagikan ide dan pengalaman mereka.
Interaksi antaranggota tim atau antardivisi dapat merangsang ide-ide segar dan
kolaborasi yang mengarah pada inovasi.
7. Penggunaan Teknologi Kreatif: Menggunakan teknologi seperti kecerdasan
buatan, augmented reality, dan virtual reality sebagai alat untuk memfasilitasi
kreativitas. Misalnya, teknologi ini dapat digunakan dalam pengembangan
prototipe atau simulasi ide-ide inovatif.
8. Inovasi Berbasis Pemecahan Masalah: Mendorong kreativitas untuk fokus
pada pemecahan masalah nyata. Memahami kebutuhan masyarakat dan menciptakan
solusi yang relevan dapat menghasilkan inovasi yang memberikan dampak positif.
9. Mendukung Waktu Kreatif: Memberikan waktu yang cukup untuk karyawan
untuk menjelajahi ide-ide kreatif mereka tanpa tekanan waktu dapat merangsang
inovasi. Dukungan ini memberikan ruang bagi eksperimen dan pengembangan ide.
10. Pertumbuhan Pribadi dan Profesional: Menyediakan peluang untuk
pertumbuhan pribadi dan profesional dapat memotivasi individu untuk
mengembangkan kreativitas mereka. Pelatihan, workshop, dan program pengembangan
diri lainnya dapat memperkaya sumber daya kreatif.
11. Mendorong Kecuriousan: Mendorong keingintahuan dan eksplorasi dapat
memotivasi orang untuk terus belajar dan menciptakan. Keingintahuan adalah
kunci untuk memicu ide-ide baru dan menggali potensi inovasi.
Kreativitas adalah pendorong utama inovasi, dan di era Society 5.0 yang
gejolak, kemampuan untuk berpikir kreatif dan merespon dengan cepat terhadap
perubahan menjadi aset yang sangat berharga bagi individu dan organisasi. Penjelasan
lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/q93FT_Zqbos?si=IaqBRnnn-lqpybAl
Dalam pemaparan narasumber, Dika Prawita, S.Sos., M.M (FE UST Yogyakarta)
menjelaskan tentang Mudahnya Berpromosi di Era 5.0. Berpromosi di era Society
5.0, yang didorong oleh teknologi tinggi dan konektivitas yang semakin besar,
dapat dimanfaatkan dengan cara-cara yang lebih efektif dan inovatif. Berikut
adalah beberapa cara mudah untuk berpromosi di era Society 5.0:
1. Pemanfaatan Media Sosial:
Gunakan platform media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan
LinkedIn untuk berkomunikasi dengan audiens. Buat konten yang menarik dan
relevan dengan menggunakan gambar, video, dan cerita untuk meningkatkan
keterlibatan.
2. Influencer Marketing:
Kerja sama dengan influencer yang memiliki pengaruh di industri atau niche
tertentu. Mereka dapat membantu memperluas jangkauan promosi Anda dan
meningkatkan kepercayaan konsumen.
3. Pemasaran Konten:
Fokus pada pemasaran konten yang relevan dan berkualitas tinggi. Buat blog,
video, dan infografis yang memberikan nilai tambah kepada audiens Anda. Ini
tidak hanya meningkatkan visibilitas tetapi juga membantu dalam membangun
otoritas merek.
4. Strategi SEO:
Optimalisasi mesin pencari (SEO) tetap menjadi elemen kunci dalam
berpromosi. Pastikan konten Anda dioptimalkan dengan kata kunci yang relevan
untuk meningkatkan peringkat di hasil pencarian dan meningkatkan visibilitas
online.
5. Pemasaran Email:
Gunakan pemasaran email untuk berkomunikasi secara langsung dengan
pelanggan potensial. Kirimkan newsletter, penawaran khusus, dan informasi
berguna lainnya untuk mempertahankan dan menarik audiens Anda.
6. Penggunaan Chatbot:
Implementasikan chatbot untuk memberikan respons cepat kepada pelanggan dan
memberikan informasi yang diperlukan. Ini dapat meningkatkan interaksi dan
memberikan pengalaman pelanggan yang lebih baik.
7. Video Marketing:
Video menjadi semakin dominan dalam pemasaran. Buat konten video yang
kreatif dan informatif untuk memperkenalkan produk atau layanan Anda. Platform
seperti YouTube, TikTok, dan Instagram menyediakan peluang besar untuk
pertumbuhan dalam hal ini.
8. Pemasaran Berbasis Lokasi:
Manfaatkan teknologi berbasis lokasi untuk menyampaikan promosi khusus
kepada pelanggan di area tertentu. Pemasaran berbasis lokasi dapat meningkatkan
relevansi dan dampak kampanye Anda.
9. Teknologi Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR):
Manfaatkan teknologi AR dan VR untuk memberikan pengalaman interaktif
kepada pelanggan. Kampanye yang menggunakan AR atau VR dapat menciptakan kesan
yang mendalam dan meningkatkan keterlibatan.
10. Pemakaian Podcast:
Podcast menjadi semakin populer. Pertimbangkan untuk membuat podcast atau
menjadi tamu di podcast terkait industri Anda. Ini dapat membantu dalam
membangun otoritas dan menjangkau audiens baru.
11. Pengembangan Aplikasi Mobile:
Jika memungkinkan, pertimbangkan untuk mengembangkan aplikasi mobile yang
memungkinkan pelanggan mengakses produk atau layanan Anda dengan lebih mudah.
Aplikasi mobile juga dapat memberikan pengalaman pengguna yang lebih personal.
12. Partisipasi dalam Platform E-Commerce dan Marketplace:
Bergabung dengan platform e-commerce dan marketplace yang populer dapat
meningkatkan visibilitas bisnis Anda. Platform ini sering memiliki audiens yang
besar dan sudah terbiasa melakukan pembelian secara online.
13. Pemakaian Teknologi Chat dan Layanan Pelanggan:
Gunakan teknologi chat dan layanan pelanggan yang canggih untuk
meningkatkan pengalaman pelanggan. Sistem chat yang mendukung kecerdasan buatan
dapat memberikan respons yang lebih cepat dan akurat.
Memanfaatkan
inovasi teknologi dalam berpromosi di era Society 5.0 dapat membantu bisnis
untuk tetap relevan, memperluas jangkauan, dan memberikan pengalaman yang lebih
baik kepada pelanggan. Perpaduan strategi online dan offline yang cerdas dapat
membantu menciptakan kampanye pemasaran yang sukses. Penjelasan kebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/q93FT_Zqbos?si=4CO6uRZikC9yFt88
Dalam pemaparan narasumber, Wibi Ardi Alvianto, M.Pd. (Dosen Universitas
STEKOM) menjelaskan tentang Personal Branding. Personal branding adalah konsep
yang melibatkan upaya untuk membangun dan mengelola citra dan identitas diri
seseorang. Ini mirip dengan cara merek membangun citra mereka di pasar.
Personal branding tidak hanya terbatas pada aspek profesional, tetapi juga
mencakup elemen pribadi dan sosial dari seseorang.
Beberapa komponen utama personal branding melibatkan:
1. Kepribadian dan Nilai: Menentukan siapa Anda sebagai individu,
nilai-nilai yang Anda anut, dan bagaimana Anda ingin dilihat oleh orang lain.
2. Keahlian dan Keterampilan: Mengidentifikasi keahlian dan keterampilan
unik yang membedakan Anda dari orang lain di bidang yang sama atau sejenis.
3. Pengalaman dan Prestasi: Menyoroti pengalaman kerja, pendidikan, atau
pencapaian yang dapat memperkuat citra profesional Anda.
4. Online Presence: Membangun kehadiran online melalui platform seperti
LinkedIn, Twitter, atau blog pribadi, untuk memperkuat citra profesional dan
berbagi pengetahuan atau pandangan.
5. Konsistensi: Menjaga konsistensi dalam pesan, tampilan, dan perilaku
untuk membangun kepercayaan dan rekognisi merek pribadi.
Personal branding membantu seseorang membedakan diri dari orang lain,
menciptakan kesan yang kuat di mata orang lain, dan meningkatkan peluang karir
atau bisnis. Ini juga dapat membantu membangun jaringan yang kuat dan membuka
pintu peluang baru. Penting untuk memahami bahwa personal branding adalah
sesuatu yang berkembang seiring waktu dan perlu dikelola secara proaktif. Penjelasan
lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/q93FT_Zqbos?si=0VVrWLjo1u6Fk_SR
Dalam pemaparan narasumber, Dr. Dewi Hanggraeni, S.E., M.B.A. (Dekan FEB
Univ. Pertamina Jakarta) menjelaskan tentang Strategi Pengembangan UMKM di Indonesia
di Era 5.0. Era 5.0 merujuk pada era di mana teknologi dan manusia semakin
terintegrasi, dan kecerdasan buatan (AI) memainkan peran kunci. Di Indonesia,
pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam era ini memerlukan
strategi yang cerdas untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang yang
ada. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan:
1. Digitalisasi dan Transformasi Digital:
UMKM perlu mengadopsi teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi
operasional dan meningkatkan daya saing. Membangun platform e-commerce atau
bergabung dengan platform yang sudah ada untuk memperluas jangkauan pasar dan
meningkatkan aksesibilitas produk atau layanan.
2. Pelatihan dan Pengembangan Keterampilan:
Menyediakan pelatihan bagi pemilik UMKM dan karyawan terkait penggunaan
teknologi dan keterampilan terkait digital. Mendorong inovasi melalui
pendekatan pendidikan dan pengembangan keterampilan yang mendukung perkembangan
teknologi.
3. Pemanfaatan Keuangan Digital:
Mengadopsi sistem pembayaran digital dan platform keuangan digital untuk
memudahkan transaksi dan mengakses layanan keuangan. Mendorong kerjasama dengan
lembaga keuangan digital untuk mendapatkan akses lebih mudah terhadap modal
usaha.
4. Ekosistem Kolaboratif:
Membangun kemitraan dengan perusahaan teknologi dan UMKM lainnya untuk
meningkatkan daya saing bersama. Mengikuti program pemerintah atau inisiatif
swasta yang mendukung pertumbuhan UMKM melalui kolaborasi.
5. Pemasaran dan Branding Digital:
Mengoptimalkan pemasaran online melalui media sosial, mesin pencari, dan
platform online lainnya. Membangun citra merek yang kuat dan relevan dengan
nilai-nilai konsumen digital.
6. Kepatuhan dan Perlindungan Data:
Memastikan kepatuhan terhadap peraturan perlindungan data dan keamanan
siber. Menyediakan pelatihan tentang keamanan siber untuk melindungi data
pelanggan dan bisnis.
7. Berfokus pada Keberlanjutan:
Menerapkan praktik bisnis berkelanjutan dan menjadikan keberlanjutan
sebagai bagian integral dari strategi bisnis. Menyusun kebijakan yang mendukung
pengurangan dampak lingkungan dan sosial.
8. Pendekatan Inklusif:
Menciptakan peluang untuk UMKM yang berasal dari berbagai lapisan
masyarakat, termasuk perempuan dan kelompok rentan. Memastikan akses yang adil
terhadap pelatihan, sumber daya, dan peluang bisnis.
Implementasi strategi ini harus disesuaikan dengan
karakteristik dan kebutuhan unik setiap UMKM. Dengan menggabungkan teknologi,
inovasi, dan kolaborasi, UMKM di Indonesia dapat meningkatkan daya saingnya dan
meraih peluang dalam era 5.0. penjelaskan tentang https://www.youtube.com/live/q93FT_Zqbos?si=THvFR0ePZh_jJeSI