
Semarang, 17 Mei 2023 Progdi S1
Teknik Informatika Universitas STEKOM bekerjasama dengan FTI-UPN VETERAN
Yogyakarta, SI Universitas Islam Lampung, FTI-Institut Teknologi Bandung,
FTI-Universitas Mahasaraswati Denpasar, STIE STEKOM, PTIC, PERKIVI dan
Toploker.com, Sukses dalam menyelenggarakan Webinar
Nasional dengan tema Data Science for Business.
Acara Webinar Nasional Data Science for Business tersebut
diselenggarakan Rabu, 17 Mei 2022 Pukul 13.00 s.d 16.00
WIB yang di laksanakan melalui Zoom Meeting dan You Tube Universitas Sains
dan Teknologi Komputer (Universitas STEKOM) dan di hadiri oleh mahasiwa dan
masyarakat umum.
Webinar Nasional ini Menghadirkan 5 Narasumber, narasumbernya yaitu Dr. Awang Hendrianto Pratomo, ST., MT. (Dosen FTI- UPN VETERAN Yogyakarta), Indra Gunawan, S.T., M.T. (Dosen SI Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung), Titah Yudhistira, ST, MT, Ph.D. (Dosen FTI – Institut Teknologi Bandung), Putri Agung Permata Sari, S.Kom., M.T (Dosen FTI – Universitas Mahasaraswati Denpasar), dan Siswanto, M.Kom. (Dosen FSA Universitas STEKOM Semarang)
Dalam pemaparan narasumber pertama, Dr. Awang
Hendrianto Pratomo, ST., MT. (Dosen FTI- UPN VETERAN Yogyakarta) menjelaskan
tentang Pengantar Data Science dan Metode Artificial Intelegence. Pengantar
Data Science dan Metode Artificial Intelligence adalah dua bidang yang saling
terkait dan penting dalam dunia teknologi saat ini.
Data Science (Ilmu Data) adalah disiplin yang mencakup
pengumpulan, analisis, pemodelan, dan interpretasi data untuk mengambil wawasan
yang berharga dan mendukung pengambilan keputusan yang informasional. Data
Science memanfaatkan berbagai teknik dan alat, termasuk statistik, penggalian
data, machine learning, dan visualisasi data.
Artificial Intelligence (Kecerdasan Buatan) adalah
bidang studi yang bertujuan untuk menciptakan komputer atau sistem yang dapat
melakukan tugas-tugas yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia. Metode
Artificial Intelligence mencakup pembelajaran mesin (machine learning),
pengolahan bahasa alami (natural language processing), pengenalan pola (pattern
recognition), dan sistem pakar (expert systems).
Kombinasi Data Science dan Artificial Intelligence
memberikan kemampuan untuk mengolah dan menganalisis data dengan lebih efisien
dan mendapatkan wawasan yang lebih dalam. Metode Artificial Intelligence,
seperti machine learning, dapat digunakan untuk mengidentifikasi pola,
memprediksi hasil, dan mengotomatisasi tugas-tugas yang kompleks berdasarkan
data yang diberikan.
Penggunaan Data Science dan Metode Artificial Intelligence sangat luas dan dapat diterapkan dalam berbagai bidang, termasuk bisnis, kesehatan, keuangan, otomotif, dan lain sebagainya. Kemampuan untuk memanfaatkan data dan menggunakan kecerdasan buatan dapat memberikan keuntungan kompetitif dan membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/VQyQRfd90FA?feature=share
Dalam pemaparan narasumber kedua, Titah Yudhistira, ST,
MT, Ph.D. (Dosen FTI – Institut Teknologi Bandung) menjelaskan tentang Data
Science for Marketing Intelligence (Ilmu Data untuk Kecerdasan Pemasaran). Teknologi
Baru Mempercepat Aplikasi Analisis Data. Analisis data telah berkembang pesat,
berkat teknologi baru yang memungkinkan. Setidaknya ada enam teknologi yang
mendorong percepatan pengembangan AI yaitu satu, Sensor, IoT, dan Big Data. Dua,
Perangkat keras akselerator AI. Tiga, Teknologi cloud. Empat, Pembelajaran
Mesin dan pembelajaran mendalam. Lima, Visi komputer. Enam, Pemrosesan Bahasa
Alami (NLP). Tujuh, Pemodelan Bahasa Besar (mis. ChatGPT).
Natural Language Processing (Pemrosesan Bahasa Alami).
NLP adalah teknologi AI untuk membangun sistem linguistik komputasi menggunakan
bahasa alami sehingga komputer dapat mempelajari, menganalisis, dan
memanipulasi bahasa manusia. Ada dua modul dalam NLP: pemahaman bahasa alami
(NLU) dan generasi bahasa alami (NLG). use Penggunaan utama dalam bisnis:
chatbot, menganalisis ulasan pelanggan, menganalisis laporan.
Apa itu intelijen pasar? Proses melakukan tindakan intelijen di pasar untuk
memperoleh data (tidak konvensional dan tidak terstruktur) dan kemudian
memproses data secara cerdas (menggunakan analisis data dan AI) untuk
menghasilkan wawasan dan pengetahuan untuk keputusan pemasaran yang lebih baik.
Integrasi proses, teknologi, dan alat analisis yang terus menerus diterapkan
untuk memantau, mengumpulkan, dan menganalisis data yang berkaitan dengan pasar
guna memperoleh informasi, wawasan, dan pengetahuan untuk kepentingan
perusahaan atau organisasi dalam meningkatkan posisi pasarnya. dan profitabilitas
dalam jangka panjang.
What is marketing research? Desain sistematis, pengumpulan, analisis, dan pelaporan data dan temuan yang relevan dengan situasi pemasaran tertentu yang dihadapi perusahaan. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/VQyQRfd90FA?feature=share
Dalam pemaparan narasumber ketiga, Indra Gunawan, S.T.,
M.T. (Dosen SI Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung) menjelaskan
tentang Big to Problems Data (Besar untuk Masalah Data). Big Data merupakan
istilah yang digunakan untuk menggambarkan volume besar, kompleksitas, dan
kecepatan tinggi dalam pengumpulan dan analisis data. Kemunculan Big Data telah
membawa berbagai tantangan dan masalah yang perlu diatasi dalam pengelolaan dan
pemanfaatannya. Beberapa masalah yang terkait dengan Big Data adalah:
1. Volume Data yang Besar: Big Data seringkali melibatkan
jumlah data yang sangat besar, terkadang mencapai ukuran yang sulit untuk
ditangani dengan teknik dan infrastruktur tradisional. Tantangan ini meliputi
penyimpanan data yang efisien, pemrosesan yang cepat, dan skalabilitas sistem.
2. Kecepatan Data yang Tinggi: Dalam beberapa kasus,
data datang dengan kecepatan yang sangat tinggi dan harus ditangani secara
real-time. Ini memerlukan kemampuan untuk mengumpulkan, memproses, dan
menganalisis data dengan cepat agar dapat menghasilkan wawasan yang relevan
dalam waktu yang singkat.
3. Keragaman Data: Big Data sering terdiri dari
berbagai jenis data yang heterogen, termasuk teks, gambar, audio, dan data
non-struktural lainnya. Mengelola dan menganalisis data semacam ini memerlukan
pendekatan yang berbeda dan penggunaan algoritma yang sesuai.
4. Kualitas Data: Dalam Big Data, kualitas data sering
kali menjadi masalah, karena sumber data yang beragam dan potensi adanya
kesalahan atau kecacatan dalam data yang dikumpulkan. Menjamin kualitas data
yang baik menjadi kunci dalam memperoleh hasil yang akurat dan dapat
diandalkan.
5. Privasi dan Keamanan Data: Dalam konteks Big Data,
privasi dan keamanan data menjadi perhatian yang serius. Data yang sangat besar
seringkali berisi informasi pribadi dan sensitif, sehingga perlu ada upaya yang
kuat dalam melindungi data ini dari akses yang tidak sah dan penyalahgunaan.
Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan pemahaman yang mendalam tentang teknologi dan metodologi yang relevan, serta penggunaan infrastruktur yang canggih dan alat analisis yang tepat. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/VQyQRfd90FA?feature=share
Dalam pemaparan narasumber keempat, Siswanto, M.Kom.
(Dosen FSA Universitas STEKOM Semarang) menjelaskan tentang HR Analytics &
METRICS : Manajemen DATA SDM. Ledakan era teknologi informasi membuat
organisasi/perusahaan beralih dari sistim pengelolaan SDM secara manual menjadi
penggunaan HRIS (human resources information system). Penggunaan HRIS ini
selain mempercepat proses, mengurangi human error, mengurangi biaya SDM, juga
berdampak perusahaan kaya data yang dapat dimanfaatkan untuk membuat kebijakan dalam
pengelolaan SDM atau disebut sebagai HR Analytics.
Data-data absensi dan presensi pegawai, penilaian
kinerja, kepesertaan diklat, penghasilan dan tunjangan, hasil survey
engagement/kepuasan pegawai, menjadi informasi yang sangat berharga bagi
perusahaan.
Tantangan perusahaan saat ini adalah bagaimana
memanfaatkan data yang melimpah tersebut menjadi informasi yang bermakna bagi
perusahaan untuk memprediksi trend kepegawaian ke depan, meminimalkan resiko
serta memaksimalkan pendapatan perusahaan.
Apa yang dimaksud dengan HR Analytics? Dengan kata
lain, HR analytics adalah pendekatan terhadap pengelolaan SDM berdasarkan data.
Analisis data membuat para praktisi HR bisa mengambil keputusan berdasarkan
data dan juga menguji efektivitas dari kebijakan yang telah mereka buat.
Bagaimana HR Analytics dapat berkontribusi pada bisnis
perusahaan? Melalui Human Resource analytics, perusahaan dapat mengambil
keputusan secara rasional berdasarkan data yang dihimpun. Selain itu, hal ini
juga memudahkan perusahaan dalam melakukan evaluasi terhadap berbagai kebijakan
HR terkait performa perusahaan.
Apa saja komponen HR Metrics ? Recruitment, Time-Tracking,
Engament and Retention, Training and Development, Employee Value and Performance,
HR Service and Software.
3 level HR Analytics ( 1 )
Level 1: Analisis Deskriptif. Analisis deskriptif
dimaksudkan untuk memberikan dashboard atau gambaran terkait
informasi-informasi dasar tentang kondisi SDM perusahaan, meliputi:
1. Jumlah SDM berdasarkan unit kerja, departemen,
cabang, jenis kelamin, usia, klasifikasi talent, etnis, dan data demografi
lainnya.
2. Training dashboard, meliputi program yang telah
diikuti, tingkat penguasaan (post test training), biaya training, jumlah
jam/hari diklat.
3. Performance tracking, meliputi ketidakhadiran,
hukuman disiplin, keluhan pelanggan, penilaian kinerja, penyelesaian
tugas-tugas.
4. Requisition tracking, meliputi lowongan jabatan,
kesesuaian skill, dan kompetensi.
5. Catatan terkait penggajian, meliputi potongan
akibat ketidakhadiran, sakit, kecelakaan, lembur dll.
Level 2 : HR Metrics. HR metric membantu HR Department
dalam menentukan tingkat efisiensi dari fungsi-fungsi pengelolaan SDM di
perusahaan. Berikut ini beberapa rasio yang sering digunakan:
1. Rasio Turn Over: Banyaknya SDM yang keluar dibagi
jumlah SDM keseluruhan.
2. Joiners Rate: Banyaknya SDM yang masuk dibagi
jumlah SDM keseluruhan.
3. Kinerja SDM: banyaknya SDM dengan kinerja rendah,
sedang atau tinggi. Banyaknya SDM dengan peningkatan dan penurunan kinerja.
4. Rasio promosi: Banyaknya SDM yang mengalamii
promosi dibagi jumlah SDM secara keseluruhan.
Level 3: Predictive Analysis. Ketersediaan data
historis dapat dimanfaatkan untuk menemukan pola dan memprediksi perilaku di
masa yang akan datang. Beberapa prediksi yang dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Attrition forecasting: Prediksi banyaknya SDM yang
akan keluar dari perusahaan.
2. Attrition segmentation: Prediksi tentang segmentasi
SDM pada unit kerja atau karakteristik tertentu yang ada kecenderungan untuk
resign atau keluar dari perusahaan.
3. Top performer segmentation: Segmentasi SDM
berdasarkan kinerjanya dengan mengidentifikasi unit kerja, atau karakristik
lainnya.
4. Analisis kompensasi: Dengan menggunakan tools dapat
diketahui kompensasi yang tepat berdasarkan kompetensi, kebijakan perusahaan,
dan atau perbandingan dengan market.
5. Strategi rekrutmen: Strategi rekrutmen dapat disusun berdasarkan segmentasi SDM yang keluar maupun segmentasi SDM yang menampilkan kinerja terbaik. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/VQyQRfd90FA?feature=share
Dalam pemaparan narasumber kelima, Putri Agung Permata
Sari, S.Kom., M.T (Dosen FTI – Universitas Mahasaraswati Denpasar) menjelaskan
tentang Data Science for Branding (Ilmu data untuk Branding). Big Data,
Kumpulan informasi yang besar dan beragam yang akan terus beragam yang akan
terus berkambang. Big data ini mencakup volume informasi, kecepatan dimana ia dibuat
dan dikumpulan.
Ilmu Data memiliki peran yang penting dalam strategi branding. Dengan
menggunakan analisis data, perusahaan dapat mendapatkan wawasan yang berharga
tentang preferensi, perilaku, dan kebutuhan konsumen mereka. Berikut adalah
beberapa cara Ilmu Data dapat membantu dalam strategi branding:
1. Segmentasi Pasar: Dengan analisis data, perusahaan dapat
mengidentifikasi segmen pasar yang berbeda berdasarkan karakteristik
demografis, perilaku, atau preferensi konsumen. Hal ini memungkinkan perusahaan
untuk mengarahkan upaya branding mereka dengan lebih tepat dan efektif kepada
kelompok target yang relevan.
2. Analisis Sentimen: Ilmu Data dapat digunakan untuk menganalisis
sentimen konsumen terkait merek atau produk perusahaan. Melalui analisis teks
atau media sosial, perusahaan dapat memahami bagaimana konsumen merespons merek
mereka dan menangkap umpan balik yang berharga untuk meningkatkan strategi
branding.
3. Personalisasi dan Pengalaman Pelanggan: Dengan data pelanggan yang
terkumpul, perusahaan dapat mempersonalisasi pengalaman pelanggan mereka.
Dengan memahami preferensi dan kebutuhan individu, perusahaan dapat
menghadirkan pesan dan penawaran yang relevan, meningkatkan keterlibatan
pelanggan, dan membangun hubungan yang lebih kuat dengan merek mereka.
4. Pengambilan Keputusan Berbasis Data: Ilmu Data memberikan dasar yang
kuat dalam pengambilan keputusan branding. Melalui analisis data, perusahaan
dapat mengukur dan menguji efektivitas kampanye branding, memahami pengaruh
faktor-faktor tertentu terhadap citra merek, dan menyesuaikan strategi branding
mereka secara berkelanjutan.
5. Pengukuran Kinerja: Dengan menggunakan metrik dan indikator kinerja
yang didasarkan pada data, perusahaan dapat memantau dan mengevaluasi
efektivitas upaya branding mereka. Hal ini memungkinkan mereka untuk melacak
perkembangan, mengidentifikasi peluang perbaikan, dan mengoptimalkan strategi
branding mereka seiring waktu.
Dalam rangka mengoptimalkan penerapan Ilmu Data dalam strategi branding, penting untuk memiliki pemahaman yang kuat tentang data yang relevan, infrastruktur yang memadai, dan keahlian analitis yang diperlukan untuk memanfaatkan potensi data secara efektif. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/VQyQRfd90FA?feature=share