
Semarang, 11 Mei 2023 Progdi
S1 Desain Grafis Universitas STEKOM bekerjasama dengan FSMR ISI Yogyakarta,
POLIMEDIA Jakarta, FBS UNP Padang, STIE STEKOM, PTIC, PERKIVI, dan TopLoker.com,
Sukses dalam menyelenggarakan Webinar Nasional dengan tema Creative and Innovative Design
Acara Webinar Nasional Creative and Innovative Design tersebut diselenggarakan Kamis, 11 Mei 2023 Pukul 13.00
s.d 16.00 WIB yang di laksanakan melalui Zoom
Meeting dan You Tube Universitas Sains dan Teknologi Komputer (Universitas STEKOM)
dan di hadiri oleh mahasiwa dan masyarakat umum.
Webinar Nasional ini Menghadirkan 5 Narasumber, 1 MC,
dan 1 Moderator. Narasumbernya yaiu Meirina Triharini, M.Ds., Ph.D. (Dosen FSRD
Institut Teknologi Bandung (ITB), Achmad Oddy Widyantoro, M.Sn. (Dosen FSMR
Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. DRS. Hari Purnomo, M.Sn. (Dosen
Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta), San Ahdi, S.Sn., M.Ds. (Disen FBS
Universitas Negeri Padang), dan Sarwo Nugroho, S.Kom. M.Kom. (Dosen FSA Universitas
STEKOM Semarang), MCnya yaitu Febriana Vecillia Sukamto (Mahasiswi Universitas
STEKOM) dan Moderatornya yaitu Wibi Ardi Alvianto, M.Pd. (Dosen Universitas
STEKOM).
Dalam pemaparan narasumber yang pertama Meirina Triharini, M.Ds., Ph.D.
(Dosen FSRD Institut Teknologi Bandung (ITB) menjelaskan tentang Inovasi dan Kreativitas
dalam Desain Produk Keseharian. Inovasi dan kreativitas sangat penting dalam
desain produk keseharian karena mereka dapat membantu menciptakan produk yang
lebih baik, lebih efisien, dan lebih fungsional. Berikut ini adalah beberapa
cara untuk meningkatkan inovasi dan kreativitas dalam desain produk keseharian:
1. Mempelajari dan memahami kebutuhan konsumen: Pertama-tama, para
desainer harus mempelajari dan memahami kebutuhan konsumen dengan baik. Ini
dapat dilakukan dengan melakukan survei atau wawancara dengan konsumen yang
potensial. Hal ini akan membantu desainer memahami apa yang benar-benar
diinginkan oleh konsumen.
2. Berpikir di luar kotak: Desainer harus berpikir di luar kotak dan
mencari solusi yang tidak lazim untuk masalah yang dihadapi. Hal ini akan
membantu menciptakan produk yang unik dan berbeda dari yang ada.
3. Mengadopsi teknologi terbaru: Desainer harus mengadopsi teknologi
terbaru dan mencari cara baru untuk menggunakannya dalam desain produk. Ini
dapat membantu menciptakan produk yang lebih efisien dan lebih canggih.
4. Membuat prototipe: Membuat prototipe awal dapat
membantu desainer memahami bagaimana produk akan terlihat dan berfungsi dalam
kehidupan nyata. Ini juga dapat membantu mengidentifikasi masalah dan kesalahan
dalam desain sebelum produk dihasilkan dalam jumlah besar.
5. Melibatkan orang lain: Desainer harus melibatkan orang lain dalam
proses desain, termasuk rekan kerja, pengguna, dan ahli terkait. Ini dapat
membantu memperluas perspektif dan membawa gagasan segar ke dalam desain.
6. Menerapkan desain berkelanjutan: Desain produk yang berkelanjutan
tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga dapat mengurangi biaya produksi dan
memperpanjang umur produk. Hal ini dapat membantu menciptakan produk yang lebih
efisien dan lebih berharga bagi konsumen.
7. Memperbarui dan memperbaiki: Produk keseharian harus terus diperbarui
dan diperbaiki agar tetap relevan dengan kebutuhan konsumen yang terus berubah.
Desainer harus selalu mencari cara baru untuk meningkatkan produk dan memenuhi
kebutuhan pelanggan.
Dengan menerapkan inovasi dan kreativitas dalam desain produk
keseharian, desainer dapat menciptakan produk yang lebih baik, lebih efisien,
dan lebih berharga bagi konsumen. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/Kg8L6HmAO_Q?feature=share
Dalam pemaparan narasumber yang kedua yaitu DRS. Hari Purnomo, M.Sn.
(Dosen Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta) menjelaskan tentang Prinsip
Desain Media Sosial. Konsep Desain, Konsep merupakan abstraksi suatu ide yang
dinyatakan dalam suatu kata atau simbol. Konsep dinyatakan juga Sebagian dari
pengetahuan yang dibangun dari berbagai
macam kharakteristik. Secara singkat konsep adalah gambaran, rencana,
rancangan yang menjadi awal dari pembuatan sesuatu. Dalam dunia desain grafis
sendiri ada beberapa konsep yang sering digunakan oleh para desainer.
Desain grafis memang tidak melulu keputusan estetis visual namun
melibatkan metode dan proses riset. Keseluruhan proses desain sendiri dapat disebut
riset formatif dan sumatif. Di dalam proses tersebut, desainer melakukan riset
primer maupun sekunder dan bekerja dengan data-data kuantitatif maupun
kualitatif sebagai seumber keputusan desain.
Desain media sosial yang baik harus memperhatikan prinsip-prinsip desain
yang efektif dan menarik perhatian. Berikut adalah beberapa prinsip desain
media sosial yang penting:
1. Kesederhanaan: Desain media sosial harus sederhana dan mudah dipahami
oleh pengguna. Hal ini akan mempermudah pengguna untuk berinteraksi dengan
konten dan berbagi informasi dengan teman-teman mereka.
2. Konsistensi: Desain media sosial harus konsisten dalam hal warna,
font, dan tata letak. Hal ini akan membantu pengguna untuk mengenali merek dan
merasa nyaman saat berinteraksi dengan konten.
3. Responsif: Desain media sosial harus responsif dan dapat beradaptasi
dengan ukuran layar yang berbeda. Hal ini akan memastikan bahwa pengguna dapat
melihat dan berinteraksi dengan konten dengan mudah, baik melalui desktop
maupun perangkat seluler.
4. Keterbacaan: Desain media sosial harus memperhatikan keterbacaan
teks, termasuk ukuran font, jarak antar huruf, dan warna latar belakang. Hal
ini akan memastikan bahwa pengguna dapat membaca konten dengan mudah dan tidak
mengalami kelelahan saat membaca.
5. Fokus pada pengguna: Desain media sosial harus difokuskan pada
pengguna, termasuk desain tata letak dan navigasi yang mudah digunakan. Hal ini
akan memastikan bahwa pengguna dapat dengan mudah menavigasi situs web atau
aplikasi dan menemukan konten yang mereka cari.
6. Visual yang menarik: Desain media sosial harus
menarik secara visual, termasuk penggunaan gambar dan video yang menarik
perhatian. Hal ini akan membantu konten media sosial mendapatkan lebih banyak
perhatian dan berpotensi menjadi viral.
7. Penggunaan teknologi terbaru: Desain media sosial harus menggunakan
teknologi terbaru, seperti animasi atau augmented reality, untuk membuat
pengalaman pengguna yang lebih menarik. Hal ini dapat membantu meningkatkan
keterlibatan pengguna dan menghasilkan lebih banyak interaksi dengan konten.
Dengan memperhatikan prinsip-prinsip desain media sosial yang efektif
dan menarik perhatian, desainer dapat menciptakan pengalaman media sosial yang
baik bagi pengguna dan meningkatkan keterlibatan pengguna dengan merek dan
konten yang mereka bagikan. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/Kg8L6HmAO_Q?feature=share
Dalam pemaparan narasumber yang ketiga San Ahdi, S.Sn., M.Ds. (Disen FBS
Universitas Negeri Padang) menjelaskan tentang Creativity and innovation (Kreativitas
dan Inovasi) Kreativitas dan inovasi adalah dua konsep penting yang saling
terkait dan sering digunakan bersamaan. Kreativitas mengacu pada kemampuan
seseorang untuk menghasilkan ide-ide baru atau solusi yang orisinal dan unik.
Inovasi, di sisi lain, mengacu pada implementasi dari ide-ide kreatif tersebut
dalam sebuah produk, layanan, atau proses baru yang menghasilkan nilai tambah
bagi pengguna atau organisasi.
Dalam konteks bisnis, kreativitas dan inovasi sangat penting untuk
meningkatkan daya saing dan memenuhi kebutuhan pelanggan yang terus berubah.
Kreativitas dan inovasi dapat membantu organisasi untuk menciptakan produk atau
layanan baru, meningkatkan efisiensi dan produktivitas, atau menciptakan
peluang bisnis baru.
Berikut adalah beberapa tips untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi:
1. Pikirkan di luar kotak: Cobalah untuk melihat masalah atau tantangan
dari sudut pandang yang berbeda dan mencari solusi yang tidak konvensional.
2. Jangan takut gagal: Kreativitas dan inovasi seringkali memerlukan
eksperimen dan mencoba hal-hal baru. Jangan takut untuk gagal dan belajar dari
kegagalan tersebut.
3. Berkolaborasi: Berdiskusi dan berkolaborasi dengan orang-orang yang
memiliki latar belakang atau perspektif yang berbeda dapat membantu meningkatkan
kreativitas dan inovasi.
4. Jangan ragu untuk mengambil risiko: Inovasi seringkali memerlukan
pengambilan risiko yang terukur dan terkadang bahkan harus mengambil risiko
besar untuk menciptakan produk atau layanan yang benar-benar baru.
5. Terus belajar dan berkembang: Selalu terbuka untuk belajar hal-hal
baru dan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan Anda, baik melalui pelatihan
formal atau informal.
Dengan mengadopsi pendekatan kreatif dan inovatif, organisasi dapat
menciptakan nilai tambah bagi pelanggan dan meningkatkan daya saing mereka di
pasar yang semakin kompetitif. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/Kg8L6HmAO_Q?feature=share
Dalam pemaparan narasumber yang keempat Achmad Oddy Widyantoro, M.Sn.
(Dosen FSMR Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta menjelaskan tentang Fotografi
dalam Eksplorasi Desain kreatif Visual.
Menurut Barthes (Sunardi, 2004: 149), yangn membuat gambar menarik bagi
seseorang adalah karena gambar memberi informasi (to inform), menunjuk (to
signify), melukiskan (to paint), mengejutkan (to surprise), dan membangkitkan
gairah (to waken desire).
Fotografi + desain adalah Not just taking picture but making picture
artinya aktivitas memotret tidak hanya mengambil gambar, melainkan membuat
gambar. Membuat foto merupakan aktivitas memotret untuk menciptakan gambar
melalui proses perencanaan, dibuat selaras dengan konsep dan tujuan yang jelas.
Untuk itulah dalam merencanakan foto diperlukan berbagai pertimbangan. Kata perencanaan
inilah yang menjadi kata kunci pada fotografi desain karena setiap karta foto
yang tercipta sebelumnya harus melalui proses perencanaan yang runtut dan sistematis.
Fotografi desain merupakan wacana pengerahuan dan pemahaman atas desain
dan teknik fotografi yang berhubungan dengan penciptaan gambar foto dalam
kerangka komunikasi.
Unsur dalam fotografi desain sama seperti unsur dasar dalam disiplin
seni visual/desain lainnya. Unsur-unsur tersebut (termasuk shape, bentuk
(form), tekstur, garis, ruang, dan warna) membentuk prinsip-prinsip dasar
desain visual. Prinsip-prinsip desain: keseimbangan (balance), ritme (rhythm),
tekanan (emphasis), proporsi (proportion) dan kesatuan (unity), kemudian
membentuk aspek struktural komposisi yang lebih luas.
Fungsi & Tujuan Fotografi Desain. Dalam fungsi komunikasi, karya
foto merupakan sebuah alat komunikasi yang harus dapat berbicara untuk menyampaikan
pesan tertentu kepada khalayak/audiens. Di dalam karya fotografi desain ini juga
terkandung nilai-nilai seni yang di dalamnya juga harus memiliki nilai estetis
yang tinggi sehingga orang yang melihatnya dapat memiliki ketertarikan terhadap
foto tersebut.
Fotografi desain dapat digunakan untuk merancang visualisasi berbagai
bidang luaran. Seperti untuk kebutuhan komersial, editorial, eksperimental art,
dsb.
Keuntungan penggunaan fotografi dalam dunia Desain yaitu :
1. Memperoleh image objek sebenarnya dengan proporsi yang dapat diatur
baik warna, cahaya, maupun detailnya.
2. pengaruh model sangat kuat untuk menarik minat konsumen sehingga pengambilan
gambar untuk mengangkat karakter model dapat dimanfaatkan untuk keperluan komunikasi
visual periklanan.
3. Mempermudah pengambilan gambar di studio dalam pemotretan Still Life untuk
keperluan iklan desain produk.
4. Menunjang kebutuhan informasi dalam bentuk visual dalam media cetak maupun
elektronik.
5. Menunjang daya tarik visual sebuah desain sebagai sarana persuasif
yang kreatif dan inovatif, dan masih banyak lagi keuntungan lainnya.
Dalam proses penciptaannya itu, Fotografi Desain diperkenankan
memanipulasi obyek dengan menggunakan keragaman penguasaan teknik dalam meramu berbagai
macam komponen di dalamnya, bahkan pemanipulasian keadaan hingga keluar dari logika
kenyataanpun dipersilahkan. Asalkan sesuai dengan konsep misi pesan yang dibawanya,
hingga menghasilkan sebuah karya yang mampu mensugesti para khalayak atau massa
agar percaya pada pesan tersebut dan mau mengikuti apa yang anjurkan dalam pesan
tersebut.
Desain Kreatif Visual Adalah proses penggunaan berbagai elemen seperti tipografi,
warna, citra (gambar/foto), dan tata letak untuk menciptakan representasi visual
dari sebuah ide atau konsep. Hal ini melibatkan penggunaan prinsip dan teknik
desain untuk mengkomunikasikan pesan atau membangkitkan emosi. Diwujudkan
secara unik, memiliki kebaruan dan nilai lebih yang tinggi.
Desain Kreatif Visual merupakan alat yang ampuh untuk mengomunikasikan
ide, membangkitkan emosi, dan meningkatkan pengalaman pengguna. Apalagi jika
didukung dengan gambar/foto yang menarik. Tentu semuanya akan jadi lebih mudah untuk
dikembangkan.
Fotografi dan Desain Visual dapat saling mendukung satu sama lain. Jika
konsep dan perwujudannya digarap dengan baik dan memiliki nilai kebaruan serta
unik, maka itulah yang disebut sebagai Desain Kreatif Visual. Tiap-tiap
unsurnya (baik foto dan juga elemen grafis lain) dapat di-eksplore sedemikian
rupa sesuai dengan kebutuhan pencipta/perancangnya. Penjelasan lebih lengkapnya
bisa tonton di https://www.youtube.com/live/Kg8L6HmAO_Q?feature=share
Dalam pemaparan narasumber yang kelima Sarwo Nugroho, S.Kom. M.Kom.
(Dosen FSA Universitas STEKOM Semarang) menjelasakn tentang Pemberdayaan Foto Selfie
sebagai Representasi diri. Budaya visual bukan hanya jumlah total dari apa yang
telah dibuat untuk dilihat, seperti lukisan atau film. Budaya visual adalah
hubungan antara apa yang terlihat dan nama yang kita berikan dengan apa yang
terlihat.
Selfie adalah gambar digital yang ditandai dengan keinginan untuk
mengambil gambar fotografi diri sendiri dengan menggunakan Smartphone untuk
dibagikan kepada khalayak online atau media sosial, tetapi juga ada beberapa orang
berfoto Selfie tidak di upload dengan alasan sebagai dokumentasi pribadi.
Sejarah Selfie. Pada tahun 1839 praktik selfie pertama kali dilakukan
oleh Robert Cornelius dan praktik selfie dihadapan cermin dilakukan oleh
Anastasya Nikolaevna pada tahun 1914. Selfie dilakukan dengan teknik memotret
oleh diri sendiri (Self Portrait) sebagai interpretasi objek oleh subyek yang
memotret sekaligus memandang. Sampai sekarang Selfie berkembang seiring dengan perkembangan
teknologi pada kehidupan manusia.
Smartphone saat ini digunakan sebagai andalan pengguna awam hingga fotografer profesional untuk mengabadikan momen. Dari perspektif teknologi, selfie modern adalah produk ekosistem digital yang diproduksi, didistribusikan, dan dikonsumsi dalam jaringan digital yang bersiklus logika (Swaminathan, 2014). Selfie yang menghasilkan penilaian suka pada potret yang diunggah melalui media sosial, umpan balik positif, dan meningkat pengikut tergantung pada dua kriteria umum : Pose wajah, dan teknologi mutakhir. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/Kg8L6HmAO_Q?feature=share