
Semarang,
14-18 November 2022 Universiti Malaysia Perlis (Malaysia) organized by
University of Science & Computer Technology (STEKOM), STIE STEKOM,
Industrial and Vocational Community Association (PERKIVI), Indonesian Smart
Teacherpreneur Association (PTIC) and TopLoker.com, Sukses dalam
menyelenggarakan Visiting Lecture.
Acara Vsiting Lecture tersebut diselenggarakan 14-18 November 2022 Pukul 14.00 s.d 15.30 WIB yang di laksanakan melalui Zoom Meeting dan You Tube Universitas Sains dan Teknologi Komputer (Universitas STEKOM) dan di hadiri oleh mahasiwa dan masyarakat umum.
Visiting Lecture ini Menghadirkan 5 Narasumber, narasumbernya yaitu hari pertama Dr. Julinawati Suanda (Senior Lecturer and Research Fellow of Centre for Social Innovation & Sustainability (CoESIS)). Hari kedua Dr. Sharmini Abdullah (Senior Lecturer and Research Fellow of Centre of Excellence for Social Innovation & Sustainability (CoESIS)). Hari ketiga Dr. Dayang Hasliza Muhd Yusuf (Senior Lecturer and Research Fellow of Centre of Excellence for Social Innovation & Sustainability (CoESIS)). Hari keempat Mohd Rosli Abdul Ghani (Senior Lecture and Research Fellow of Centre of Excellence for Social Innovation & Sustainability (CoESIS)). Hari kelima Ass. Prof Dr. Ummi Naiemah Saraih (Head, Centre of Excellence for Social Innovation & Sustainability (CoESIS), UniMAP)
Hari ke dua
yang di isi dengan narasumber Dr. Sharmini Abdullah (Senior Lecturer and Research Fellow of Centre
for Social Innovation & Sustainability (CoESIS)) menjelaskan tentang Effective
Communication in the Workplace (Komunikasi yang efektif dalam tempat kerja. Komunikasi
adalah salah satu perhatian utama di tempat kerja. Menciptakan dan memelihara lingkungan
kerja yang positif adalah arti komunikasi di tempat kerja yang efektif. Mari
kita cari tahu bagaimana hal itu bisa dilakukan.
Komunikasi yang efektif adalah jalan
dua arah. Dibutuhkan pengirim (pembicara) dan penerima
(pendengar) dan keduanya memiliki tanggung jawab. Komunikasi yang efektif
berarti penerima telah memahami pesan yang disampaikan oleh pengirim - jika
tidak, tidak ada gunanya berkomunikasi sama sekali. Seberapa banyak dari apa
yang kita komunikasikan adalah nonverbal (bahasa tubuh) dan pada kata-kata yang
kita pilih ketika berbicara satu sama lain.
Orang yang
menerima juga memiliki tanggung jawab. Penting untuk menjadi pendengar yang
aktif, bukan pasif. Tunjukkan bahwa Anda tertarik dengan apa yang dikatakan
dengan menggunakan: Postur - tetap terbuka dan bersandar sedikit ke arah orang
lain. Pertanyaan-dorong mereka untuk mengklarifikasi poin mereka. Ulangi
kembali kepada mereka apa yang Anda memahami pesan mereka untuk menjadi. Pencocokan
dan mirroring hal-hal seperti postur, tingkah laku dan jenis bahasa yang mereka
gunakan juga membantu karena memberikan kesan Anda lebih sinkron dengan orang
lain.
Komunikasi di
tempat kerja lebih dari sekadar percakapan. Komunikasi di tempat kerja adalah
sarana dimana karyawan bertukar informasi dan ide melalui berbagai media yang
berbeda secara verbal, elektronik, atau di atas kertas; baik formal maupun
informal. Berkomunikasi secara efektif di tempat kerja adalah aspek penting
untuk menyelesaikan pekerjaan apa pun, baik itu terjadi secara langsung atau
virtual.
Komunikasi
yang efektif di tempat kerja tidak selalu mudah dan hambatan dapat dengan mudah
menghalangi. Mereka menyebabkan pesan menjadi terdistorsi, kemudian menyebabkan
kebingungan, kesalahpahaman dan bahkan pelanggaran dalam beberapa kasus.
Hambatan
fisik untuk komunikasi non-verbal. Tidak bisa melihat isyarat nonverbal, gerak tubuh, postur dan bahasa
tubuh secara umum dapat membuat komunikasi kurang efektif. Gangguan
penglihatan, masalah pendengaran, penyakit dan rasa sakit dapat mengganggu
komunikasi yang efektif di tempat kerja.
Hambatan
psikologis, misalnya seseorang dengan kecemasan
sosial dan/atau harga diri rendah mungkin terlalu terganggu tentang bagaimana
mereka dipersepsikan ketika berbicara dengan atasan.
Hambatan
emosional. Reaksi emosional dari salah satu atau
kedua pembicara dan pendengar dapat mencegah komunikasi yang efektif. Sulit
untuk mengesampingkan dan tidak bertindak berdasarkan emosi kita tetapi itu
perlu.
Hambatan
struktur organisasi.
Perusahaan dengan struktur yang tidak jelas dapat mempersulit komunikasi.
Misalnya, mereka mungkin memiliki sistem berbagi informasi dan komunikasi yang
tidak efisien, karyawan mungkin tidak tahu apa peran mereka dalam sistem
komunikasi, dll.
Hambatan
semantik dan bahasa.
Perbedaan Bahasa antara pembicara dan pendengar. Kesulitan dalam memahami aksen
asing, penggunaan: jargon, ekspresi asing/regional, Singkatan spesialis, gaul,
terminologi teknis.
Hambatan
budaya dapat mengganggu komunikasi dalam
berbagai cara. Norma-norma komunikasi bervariasi antara budaya, seperti, ruang
pribadi. Sangat penting untuk menemukan kesamaan dalam situasi ini. Orang dapat
membentuk asumsi berdasarkan stereotip budaya orang lain (kebisingan budaya).
Budaya kerja berbeda antara perusahaan yang berarti Anda harus beradaptasi
dengan budaya perusahaan anda untuk berkomunikasi secara efektif.
Asumsi,
melompat ke kesimpulan dan evaluasi prematur. Membentuk penilaian sebelum mendengarkan semua yang
dikatakan pembicara mendistorsi pemahaman Anda. Orang sering mendengar apa yang
mereka harapkan yang dapat menyebabkan kesimpulan yang salah.
Untuk berkomunikasi secara efektif di tempat kerja, Anda perlu menyadari hambatan ini dan mencoba mengatasinya. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton di https://youtu.be/IRTxMqMjhHM