Kisah Febriyani, Si Mahasiswi Pantang Menyerah Yang Mampu Bangkit Dari Kesulitannya

Kisah Febriyani, Si Mahasiswi Pantang Menyerah Yang Mampu Bangkit Dari Kesulitannya

Perkenalkan, Aku Febriyani Rohmah Aghani Mahasiswa Universitas STEKOM Siliwangi. Anak sulung dari dua bersaudara. Aku akan menceritakan kisahku, tentang susahnya bekerja sambil kuliah. Mungkin kisah ini sudah umum bagi orang lain tentang kuliah sambil bekerja tapi, aku akan menceritakan sedikit side story bagaimana aku menjalani kuliah sambil bekerja dan cara mengatur waktu agar semuanya bisa berjalan dengan lancar.

Saat itu, ayahku terkena dampak dari pengurangan tenaga kerja di PT tempat kerjanya sehingga hanya mampu untuk membayar uang gedung kuliah saja selebihnya aku harus membayar sendiri, sehingga hal itulah yang menjadi faktor pemicu untukku mencari pekerjaan part time agar bisa membayar biaya kuliah per semesternya. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri  bagiku, karena aku harus dituntut agar bisa membagi waktu antara bekerja dan berkuliah.


Awal aku bekerja part time, pekerjaan pertamaku adalah menjadi penjaga stand catering bagong. Tetapi aku merasa jika hanya itu saja pekerjaan yang aku tekuni maka tidak akan mampu untuk membayar biaya kuliah per bulannya karena sistem part time katering ini adalah masuk setiap sabtu dan minggu itu pun jika dipanggil, jika tidak maka aku tidak akan mendapatkan penghasilan sama sekali. Hingga akhirnya, aku pun memutar otak bagaimana cara agar mendapatkan pekerjaan part time lain agar cukup untuk membayar biaya kuliah per semester sehingga tidak hanya mengandalkan catering saja.

Setelah mencari pekerjaan lain akhirnya aku menemukannya, yaitu menjadi seller Softcase Handphone di Cavallo. Pekerjaan ini sangat menantang, dimana gaji yang diperoleh hanya sedikit dan dituntut untuk bisa menangani berbagai pertanyaan customer yang bertanya terkait softcase serta terkadang aku juga suruh untuk mengirimkan paket softcase ke pengiriman, mau tidak mau semuanya harus aku jalani agar bisa membayar biaya kuliah per semesternya. Pekerjaan keduaku ini tidak berjalan lama hanya sekitar 5 bulan saja. Setelah itu, aku memutuskan untuk resign karena merasa job desk yang aku terima tidak masuk akal dan jika diminta untuk mengirimkan barang uang bensin hanya diberi sebesar 5 ribu rupiah, hal itu tentu saja tidak cukup.


Lanjut ke pekerjaan yang ketiga dimana aku menjadi seorang penjual outlet takoyaki, walaupun aku sudah memiliki pekerjaan ketiga ini lantas aku tidak meninggalkan pekerjaanku yang pertama yaitu sebagai penjaga stand catering. Pekerjaan ketiga ini juga memiliki tingkat kesulitan yang berbeda, sebenarnya semua pekerjaan memang memiliki tingkat kesulitan  tersendiri begitu pula dengan pekerjaanku yang ketiga ini dimana aku dituntut untuk memiliki kulkas tetapi karena aku tidak memilikinya sehingga aku diminta untuk  menitipkannya ke teman bosku, karena bahan untuk membuat takoyaki memang cepat busuk  sehingga mau tidak mau aku harus sesegera mungkin menitipkannya dan menaruhnya di freezer. Pekerjaan ini yang bertahan paling lama daripada pekerjaan lainnya dimana kurang lebih sekitar 3 tahun aku bertahan untuk bergelut dengan pekerjaan ini sampai dengan aku dipindahkan ke cabang ngaliyan dan akhirnya outlet takoyaki sudah tidak beroperasi lagi karena memang pendapatan setiap harinya sangat sedikit.

Setelah itu aku menganggur dan terkadang sering ikut jaga stand catering karena memang  saat itu aku sedang membutuhkan uang untuk membayar biaya per semesternya. Kemudian tidak berselang lama aku pun mendapatkan pekerjaan baru yang aku dapat berdasarkan informasi dari temanku yaitu di Allin Advertising dan sampai saat ini pekerjaan ini awet karena selain se-linier dengan jurusanku, aku pun juga bisa sekalian magang di CV ini. Beberapa  tantangan besar pun juga masih ada, tetapi aku bisa menghadapinya dengan baik dan akhirnya aku pun tidak perlu bekerja part time lainnya karena pekerjaan ini sudah jauh lebih dari cukup untuk membayar biaya kuliah per semesternya dan terkadang sisa gajinya bisa aku gunakan untuk membantu perekonomian keluarga dan menabung.


Pesan dari kisahku ini yaitu, "kita tidak bisa memilih untuk terlahir dari keluarga mana dan dari situasi apa, terhalang biaya bukan menjadi alasan kita untuk putus kuliah, ada banyak cara yang bisa kita lakukan agar bisa menutup semua kekurangan itu contohnya seperti melakukan pekerjaan part time yang sudah aku lakukan diatas, yang harus kita lakukan hanya terus berdoa, semangat, dan jangan pantang menyerah, yakinlah jika semua pasti ada jalan keluarnya". wa gb