
Semarang, 27 Juni 2023 University
of Science & Computer Technology (STEKOM) (STEKOM University ranks in the
top 10 Best Universities in Central Java version of UniRank 2023) in collaboration with, State
Tax University (Ukraine), Western Caspian University (Azerbaijan), STIE STEKOM,
Industrial and Vocational Community Association (PERKIVI), Indonesian Smart
Teacherpreneur Association (PTIC) and TopLoker.com, Sukses dalam menyelenggarakan Internatinal Webinar dengan tema Why AI will Never Replace Humans.
Acara International Webinar Why AI will Never Replace
Humans (Mengapa AI Tidak Akan Pernah Menggantikan Manusia) tersebut
diselenggarakan Selasa, 27 Juni 2023 Pukul 14.00 s.d 16.00 WIB yang di laksanakan melalui Zoom Meeting dan You
Tube Universitas Sains dan Teknologi Komputer (Universitas STEKOM) dan di hadiri
oleh mahasiwa dan masyarakat umum.
International Webinar pada hari ini diisi 1 Opening
Speech dan 3 Narasumber. Opening Speechnya yaitu Dr. Joseph Teguh Santoso,
M.Kom. (Rector STEKOM University Indonesia) dan narasumbernya yaitu Iryna
Yasenova (Assoc Prof of Computer and Information Technology Ukraine), Dr. Fuad
Baghirov (Senior Lecturer in the Field of Economy Azerbaijan), Edy Jogatama Purhita,
M.Ds. (Head of Visual Communication Design Dept Indonesia) dan MCnya yaitu
Anggi Novita Sari (International Affairs STEKOM Univesity)
Dalam pemaparan narasumber Iryna Yasenova (Assoc Prof
of Computer and Information Technology Ukraine) menjelaskan tentang Why AI will Never Replace
Humans (Mengapa AI Tidak Akan Pernah Menggantikan Manusia). Meskipun AI telah
membuat kemajuan yang signifikan dan dapat melakukan banyak tigas dengan lebih
efisien dari pada manusia, ada beberapa alasan mengapa AI tidak mungkin
menggantikan manusia sepenuhnya di era tertentu:
1. Kreativitas dan Inovasi :
sistem AI unggul dalam memproses dan menganalisis data dalam jumlah besar dan
membuat prediksi berdasarkan pola, namun, mereka tidak memiliki kemampuan untuk
berfikir kreatif, menghasilkan ide orisinal, dan membuat lompatan intutif yang
dapat dilakukan manusia. Bidang-bidang seperti seni, music, sastra, dan
penelitian ilmiah seringkali membutuhkan kecerdikan, imajinasi, dan kemampuan
berpikir di luar kebiasaan manusia.
2. kecerdesan Emosional dan Empati:
AI tidak memiliki kecerdasan emosional dan empati, yang sangat penting dalam
banyak interaksi dan profesi antarpribadi. hubungan dan pemahaman manusia,
seperti dalam terapi, konseling, layanan pelanggan, atau pengasuhan, membutuhkan
kemampuan untuk mengenali dan menanggapi emosi manusia secara efektif.
3. Pemahaman Kontekstual dan
Akal Sehat: meskipun AI dapat memproses informasi dalam jumlah besar, AI sering
kali kesulitan memahami konteks dan menerapkan penalaran akal sehat. manusia
memiliki latar belakang pengetahuan dan pengalaman dunia nyata yang
memungkinkan mereka memahami situasi yang ambigu, menafsirkan isyarat sosial,
dan menavigasi proses pengambilan keputusan yang kompleks.
4. Moralitas dan Etika: AI
beroperasi berdasarkan algoritma dan input data yang disediakan oleh manusia.
ia tidak memiliki kemampuan untuk membuat penilaian moral atau mempertimbangkan
implikasi etis dengan cara yang sama seperti yang dapat dilakukan manusia.
keputusan yang melibatkan pertimbangan etika yang kompleks, seperti dalam
hukum, kedokteran, atau kebijakan publik, memerlukan penilaian, nilai, dan
kemampuan manusia untuk mempertimbangkan kepentingan yang saling bertentangan.
5. Interaksi Fisik dan Kemampuan
Beradaptasi: AI terutama terbatas pada lingkungan digital dan tidak memiliki
kehadiran fisik dan kemampuan beradaptasi manusia. pekerjaan yang melibatkan
ketangkasan manual, kekuatan fisik, atau tugas fisik yang kompleks, seperti
konstruksi, pekerjaan perbaikan, atau jenis penelitian tertentu, masih sangat
bergantung pada kemampuan manusia.
Meskipun AI dapat meningkatkan
kemampuan manusia dan mengotomatiskan tugas-tugas tertentu, kualitas unik
manusia yang disebutkan di atas membuat AI tidak mungkin sepenuhnya
menggantikan manusia di banyak bidang pekerjaan dan interaksi sosial.
Sebaliknya, ai lebih cenderung menjadi alat yang bekerja sama dengan manusia,
meningkatkan kemampuan mereka, dan meningkatkan efisiensi di berbagai domain. Penjelasan
lebih lengkapnya bisa tonton di https://www.youtube.com/live/HHE62EP0A5w?feature=share
Dalam pemaparan narasumber Dr. Fuad Baghirov (Senior Lecturer in the Field of
Economy Azerbaijan) menjelaskan tentang The Irreplaceable Human: Exploring the
Limitations of AI (Manusia yang Tak Tergantikan: Mengeksplorasi Keterbatasan AI)
Kecerdasan Buatan (Al) dengan cepat mengubah dunia di sekitar kita. Namun,
seiring kemajuan Al, penting untuk mempertimbangkan keterbatasan teknologi ini
dan peran kecerdasan manusia dalam masyarakat.
Kekuatan AI, Al memiliki kekuatan seperti kekuatan
pemrosesan dan pengenalan pola yang membuatnya berguna di bidang seperti
analisis data dan pengenalan gambar. Namun, ia tidak memiliki kemampuan untuk
berpikir kreatif dan beradaptasi dengan situasi baru, yang merupakan kualitas
manusia yang esensial.
Kecerdasan manusia, Kecerdasan
manusia meliputi empati, intuisi, dan kreativitas. Ciri-ciri ini memungkinkan
kita untuk memahami emosi yang kompleks dan memecahkan masalah dengan cara yang
unik. Meskipun Al mungkin dapat meniru beberapa aspek kecerdasan manusia, Al
tidak dapat menggantikan kedalaman dan nuansa pemikiran manusia.
Keterbatasan Al, Al dibatasi
oleh ketergantungannya pada kumpulan data dan algoritme terprogram. Ini berarti
bahwa ia berjuang dengan tugas-tugas yang membutuhkan pemahaman kontekstual dan
penalaran akal sehat. Selain itu, Semua tidak memiliki kemampuan untuk memahami
dan menafsirkan nuansa bahasa manusia.
Al dalam masyarakat, Ketika Al
menjadi lebih terintegrasi ke dalam masyarakat, penting untuk mempertimbangkan
implikasi etis potensial dari terlalu mengandalkan teknologi ini. Selain itu,
kita harus memastikan bahwa Al digunakan untuk melengkapi kecerdasan manusia
daripada menggantikannya sama sekali. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton
di https://www.youtube.com/live/HHE62EP0A5w?feature=share
Dalam pemaparan narasumber Edy Jogatama Purhita, M.Ds. (Head of Visual Communication
Design Dept Indonesia) menjelaskan tentang AI vs HUMAN. Kemajuan dalam AI, Kemajuan
dalam AI telah membawa transformasi signifikan di berbagai bidang. Al telah
mampu memproses dan menganalisis data dalam skala besar dengan kecepatan
tinggi, memberikan wawasan berharga dalam waktu singkat. Kemampuan AI untuk mengenali pola kompleks dalam data,
menganalisis gambar dan suara, dan memahami bahasa alami telah membuka pintu
untuk aplikasi yang luas seperti pengenalan wajah, asisten virtual, dan
kendaraan otonom. Selain itu, kemampuan Al untuk belajar dan beradaptasi dari
pengalaman telah mengarah pada pengembangan algoritma dan model yang semakin
canggih. Dalam beberapa aspek, AI telah melampaui kemampuan manusia dalam hal
kecepatan pemrosesan data, analisis mendalam, dan otomatisasi tugas-tugas
kompleks. Kemajuan
ini menunjukkan potensi AI yang luar biasa dalam menghadirkan inovasi dan
efisiensi di berbagai sektor.
Peran kemajuan AI dalam kehidupan. Kemajuan Artificial
Intelligence (AI) telah mengubah berbagai aspek kehidupan manusia. Di bidang
perawatan kesehatan, AI digunakan untuk diagnosis penyakit, perawatan yang
lebih efektif, dan penelitian medis. Dalam transportasi, AI memungkinkan
pengembangan kendaraan otonom dan sistem navigasi cerdas. Dalam industri manufaktur, Al digunakan untuk
otomatisasi proses dan peningkatan efisiensi. Dalam layanan pelanggan, Al
mendukung chatbot dan asisten virtual yang memberikan bantuan cepat dan
personal. Dalam dunia bisnis, AI membantu dalam analisis data, prediksi pasar,
dan pengambilan keputusan strategis. Meskipun ada tantangan dan pertimbangan
etis yang harus diatasi, kemajuan AI menghadirkan peluang signifikan untuk
meningkatkan kehidupan manusia di berbagai sektor.
Manusia khawatir akan
digantikan oleh Al karena beberapa alasan. Pertama, kemajuan AI telah
menunjukkan kemampuannya untuk menggantikan pekerjaan manusia, terutama dalam
tugas rutin yang dapat diotomatisasi. Kedua, ada ketakutan
kehilangan kendali atas sistem AI yang semakin cerdas yang dapat membuat keputusan
kompleks tanpa campur tangan manusia. Ketiga, ada kekhawatiran
tentang ketidaksetaraan dan diskriminasi dalam penggunaan AI, di mana AI dapat
memperkuat kesenjangan sosial dan ekonomi yang ada. Penjelasan lebih lengkapnya
bisa tonton di https://www.youtube.com/live/HHE62EP0A5w?feature=share