
Semarang, 1 September 2023 University
of Sindh (Pakistan) Organized by University of Science & Computer Technology
(STEKOM) collaboration with STIE STEKOM, PERKIVI, PTIC snd TopLoker.com, Sukses
dalam menyelenggarakan Webinar Internasional dengan tema Impact of Emotional Intelligence Towards
Turnover Intentions of Employees in Organizations.
Acara International Visiting Lecture Impact of
Emotional Intelligence Towards Turnover Intentions of Employees in
Organizations tersebut diselenggarakan Jumat, 1 September 2023 Pukul 14.00 s.d 16.00 WIB yang di laksanakan melalui Zoom Meeting dan You
Tube Universitas Sains dan Teknologi Komputer (Universitas STEKOM) dan di hadiri
oleh mahasiwa dan masyarakat umum.
Internasional Visiting Lecture ini diisi oleh Dr.
Sadia Anwar (Associate Professor Institute of Commerce and Management) sebagai
narasumber, dan Anggi Novita Sari (International Affairs STEKOM University)
sebagai MC.
Dalam pemaparan Dr. Sadia Anwar (Associate Professor
Institute of Commerce and Management) menjelaskan tentang Impact of Emotional
Intelligence Towards Turnover Intentions of Employees in Organizations (Dampak
Kecerdasan Emosional Terhadap Niat Pergantian Karyawan dalam Organisasi). Sebuah
sampul majalah TIME pada tahun 1995 dan liputan televisi selama berjam-jam
memperkenalkan jutaan orang pada EQ-kecerdasan emosional Anda. Begitu
orang-orang terpapar, mereka ingin tahu lebih banyak. Mereka ingin tahu
bagaimana EQ bekerja dan SIAPA YANG MEMILIKINYA. Yang terpenting, orang ingin
tahu apakah MEREKA MEMILIKINYA. Disebut sebagai EQ (Emotional Intelligence
Quotient) atau El (Kecerdasan Emosional). 1990-Psikolog Peter Salovey dan John
Mayer menerbitkan artikel penting mereka, Kecerdasan Emosional, dalam jurnal
Imagination, Cognition, and Personality. 1995-Konsep kecerdasan emosional
dipopulerkan setelah publikasi buku psikolog dan penulis sains New York Times
Daniel Goleman Emotional Intelligence: Why It Can Matter More Than IQ. (About.com).
Daniel Goleman adalah orang yang benar-benar memperkenalkan El / EQ ke dunia.
Kecerdasan Emosional, kemampuan Anda untuk mengenali
dan memahami emosi dalam diri Anda dan orang lain, dan kemampuan Anda untuk
menggunakan kesadaran ini untuk mengelola perilaku dan hubungan Anda.
Perbedaan Intelligence Quotient (IQ) dengan Emotional
Intelligence (EI OR EQ). Skor IQ berasal dari tes standar yang dirancang untuk
mengukur kecerdasan. IQ berkaitan dengan kemampuan intelektual, seperti
seberapa baik Anda belajar, memahami, dan menerapkan informasi. Orang dengan IQ
lebih tinggi dapat berpikir abstrak dan membuat koneksi mental lebih mudah. El
menggunakan emosi untuk berpikir dan meningkatkan penalaran kita. Mereka yang
memiliki El tinggi mampu mengelola emosinya serta menggunakan emosinya untuk
memfasilitasi pemikirannya dan memahami emosi orang lain.
Kecerdasan Emosional (KE) atau Emotional Intelligence
(EI) adalah kemampuan individu untuk mengenali, memahami, mengelola, dan
menggunakan emosi secara efektif dalam berbagai situasi. Dampak kecerdasan
emosional terhadap niat pergantian karyawan dalam organisasi dapat sangat
signifikan. Berikut adalah beberapa dampaknya:
1. Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik: Individu
dengan tingkat KE yang tinggi cenderung membuat keputusan yang lebih baik dalam
situasi yang melibatkan emosi, termasuk keputusan terkait karier. Mereka dapat
mengelola emosi mereka dengan baik dan tidak terburu-buru dalam mengambil
keputusan untuk meninggalkan atau tetap berada dalam organisasi.
2. Karyawan yang memiliki KE yang baik cenderung lebih
puas dengan pekerjaan mereka. Mereka dapat mengelola stres, frustasi, dan
konflik dengan lebih baik, yang pada gilirannya meningkatkan motivasi mereka
untuk tetap bekerja dalam organisasi.
3. Individu dengan KE yang tinggi lebih mampu
beradaptasi dengan perubahan dalam organisasi. Mereka cenderung lebih fleksibel
dan terbuka terhadap perubahan yang mungkin terjadi, sehingga kurang cenderung
untuk mencari pekerjaan baru saat ada perubahan organisasi.
4. KE yang baik membantu individu memahami emosi orang
lain dan berkomunikasi dengan lebih efektif. Ini dapat membantu dalam membangun
hubungan kerja yang positif di organisasi, yang pada gilirannya dapat
mengurangi niat pergantian karyawan.
5. Individu dengan KE yang baik mampu mengelola
konflik dengan lebih efektif, menghindari konflik yang tidak perlu, dan mencari
solusi yang lebih baik dalam situasi konflik. Hal ini dapat mencegah niat
pergantian karyawan yang disebabkan oleh konflik.
6. Karyawan dengan KE yang baik cenderung memiliki
kesejahteraan mental yang lebih baik. Mereka dapat mengatasi tekanan dan
tekanan emosional dengan lebih baik, yang dapat mengurangi niat mereka untuk
meninggalkan organisasi.
7. Karyawan yang memiliki KE yang tinggi mungkin lebih
setia kepada organisasi karena merasa dihargai dan diberikan dukungan emosional
oleh manajemen. Mereka mungkin merasa bahwa organisasi peduli tentang
kesejahteraan mereka.
Namun, penting untuk diingat bahwa KE bukan
satu-satunya faktor yang memengaruhi niat pergantian karyawan. Faktor-faktor
lain seperti gaji, lingkungan kerja, peluang pengembangan, dan kebijakan
perusahaan juga dapat berperan penting dalam keputusan karyawan untuk tetap
atau pergi dari organisasi. KE hanya salah satu dari banyak aspek yang dapat
memengaruhi dinamika di tempat kerja. Penjelasan lebih lengkapnya bisa tonton
di https://www.youtube.com/live/WQM1NlX5DPI?si=ghNDLsHoLM11dKNz